Minggu, 03 Juni 2018

Sebuah pilihan

Ketika kita merasa tersakiti, kita mempunyai dua pilihan.
1. bertahan walaupun sakit
2. pergi karna ingin bahagia

Tapi kebanyakan dari kita lebih memilih nomor 1 (bertahan walaupun sakit), sudah tau sakit kenapa masih betah buat bertahan??
Ya itulah manusia, masih belum bisa mengalahkan ego sendiri. Manusiawi sih karena manusia lebih mengedepankan perasaan dibanding akal nya. Kalau sudah mengenal sesuatu dan merasa nyaman, sudah... dia disitu saja, nggak mau geser dikit padahal sudah jelas dia tahu bahwa akan ada luka dari rasa nyaman itu, tapi dia lebih memilih menahan rasa sakit.
Saya sendiri tak yakin bisa memilih nomor 2 (pergi karena ingin bahagia), karena apa? Yah benar. Orang kalau sudah berada di zona nyamannya pasti enggan untuk mencoba zona lain meski ia tau perlahan tapi pasti ia akan tersakiti juga karena rasa nyaman.
Entah....
Sampai sekarang masih jadi pertanyaan besar buat saya sendiri.

Sabtu, 02 Juni 2018

Proses Bshagia

Dulu sulit menerimanya karena masalalumu, tapi akhirnya kau menyerah dan perlahan mulai menerimanya dan membuka hatimu. Saat hatimu terbuka dan terisi olehnya, kau dapatkan banyak kebahagiaan hingga kau dapat melupakan sakitnya masalalumu. Namun seiring berjalannua waktu, rasa jenuh kian menghampiri hingga pertengkaran kerap terjadi diantara kalian, mulai dari hadirnya orang ketiga atau bahkan lebih sadis dari pada itu. Sampai suatu hari kamu tersakiti kembali. Kau jenuh dan mulai menutup hati lagi dan begitulah seterusnya. Lalu kapankah kau dapatkan kebahagiaan yg sesungguhnya?
Tepat sekali, kebahagiaan itu tak bisa instan begitu saja, butuh proses yg panjang, tergantung sabar tidaknya kita dalam menjalani proses menuju bahagia tersebut.

Senin, 23 April 2018

Kau tujukan untuk siapa gelar itu?

Kau tujukan untuk siapa gelar itu?

Kau bilang kami penakut? Kau bilang kami pengecut? Atas dasar apa sampai kau berani bilang seperti itu?? Sebenarnya siapa yang pantas menyandang gelar itu? Kami yang saat ini tengah berjuang Atau kamu yang berhenti berjuang di tengah jalan karena merasa takut bahwa nasibmu akan seperti nasib keluarga kami yang statusnya menjadi seorang kriminalis di kota sendiri?
Wajarlah jika kami merasa takut, karena siapa yang ikhlas jika keluarganya yang hanya menyampaikan pendapatnya dan aspirasinya harus di cap sebagai seorang kriminalis? Siapa yang tak risih jika orang sekitar memandang keluarga kami dengan sebelah mata karena status tersangka yang telah melekat pada keluarga kami.
Tidak!!, itu bukan rasa takut bagi kami. Karena kami hanya menyuarakan kebenaran. Sekali lagi itu bukan rasa takut bagi kami... kalianlah yang membuat kami semakin tertekan dengan keadaan ini. Kau tinggalkan kami saat kami tengah berjuang untuk keluarga kami, kau sebarkan isu isu yang tidak benar tentang keluarga kami. Kau robohkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka membenci kami.
Sebenarnya kita ini keluarga atau bukan?
Kami tau kita tak sedarah, tapi bukankah kita adalah saudara seiman? Kalaupun bukan saudara seiman, bukankah kita satu dalam kebhinekaan??

#save3aktivisalon2gresik
#gresikdaruratdemokrasi
#savealon2gresik