Sabar adalah kunci utama ketika berbagai masalah, cobaan ataupun ujian datang menghampiri. Seperti tamu yang tak diundang, tak mungkin bagi kita untuk menolak kehadirannya. Kita hanya perlu bersabar serta ikhlas dalam menghadapinya. Berbagai macam bentuk ujian atau cobaan yang sering kita jumpai atau bahkan sering kita alami. Kehilangan orang yang kita sayang, kesehatan yang tak berpihak pada kita dan lain sebagainya. Mungkin kita lelah jika setiap hari atau bahkan setiap saat harus diterpa ujian. Mungkin juga perasaan yang sama dirasakan oleh orang-orang disekitar kita, termasuk kedua orang tua kita, keluarga atau bahkan orang-orang yang menyayangi kita bosan melihat kita yang terus ditimpa musibah atau masalah. Tak ada seorangpun diantara kita yang ingin diuji selama hidupnya. Semua orang pasti menginginkan kenikmatan untuk hidupnya. Tapi kita hanyalah manusia biasa yang tak mungkin bisa menolak ujian yang diberikan tuhan untuk kita. Karena perlu kita tahu bahwa dibalik semua cobaan ataupun ujian yang tuhan berikan pasti ada hikmahnya. Kita hanya perlu sabar dan ikhlas dalam menghadapinya dan percaya bahwa badai pasti berlalu, akan ada pelangi selepas hujan. Kita hanya perlu memerbanyak rasa syukur kita agar kita terhindar dari rasa kufur. Perlu kita ketahui bersama bahwa ujian atau cobaan merupakan salah satu bentuk bahwa tuhan menyayangi kita. Ujian dan cobaan juga merupakan cara tuhan menguji kita agar kita tidak pernah lupa denganNya dan jauh dariNya. Dan tuhan tahu batas kemampuan hambanya dalam menghadapi segala cobaan darinya. Untuk itu, tetaplah semangat dalam menghadapi segala cobaan hidup... hal-hal yang indah akan kita temui setelah semua berlalu...
emawati firdaus
Kamis, 29 Juli 2021
Minggu, 03 Juni 2018
Sebuah pilihan
Ketika kita merasa tersakiti, kita mempunyai dua pilihan.
1. bertahan walaupun sakit
2. pergi karna ingin bahagia
Tapi kebanyakan dari kita lebih memilih nomor 1 (bertahan walaupun sakit), sudah tau sakit kenapa masih betah buat bertahan??
Ya itulah manusia, masih belum bisa mengalahkan ego sendiri. Manusiawi sih karena manusia lebih mengedepankan perasaan dibanding akal nya. Kalau sudah mengenal sesuatu dan merasa nyaman, sudah... dia disitu saja, nggak mau geser dikit padahal sudah jelas dia tahu bahwa akan ada luka dari rasa nyaman itu, tapi dia lebih memilih menahan rasa sakit.
Saya sendiri tak yakin bisa memilih nomor 2 (pergi karena ingin bahagia), karena apa? Yah benar. Orang kalau sudah berada di zona nyamannya pasti enggan untuk mencoba zona lain meski ia tau perlahan tapi pasti ia akan tersakiti juga karena rasa nyaman.
Entah....
Sampai sekarang masih jadi pertanyaan besar buat saya sendiri.
1. bertahan walaupun sakit
2. pergi karna ingin bahagia
Tapi kebanyakan dari kita lebih memilih nomor 1 (bertahan walaupun sakit), sudah tau sakit kenapa masih betah buat bertahan??
Ya itulah manusia, masih belum bisa mengalahkan ego sendiri. Manusiawi sih karena manusia lebih mengedepankan perasaan dibanding akal nya. Kalau sudah mengenal sesuatu dan merasa nyaman, sudah... dia disitu saja, nggak mau geser dikit padahal sudah jelas dia tahu bahwa akan ada luka dari rasa nyaman itu, tapi dia lebih memilih menahan rasa sakit.
Saya sendiri tak yakin bisa memilih nomor 2 (pergi karena ingin bahagia), karena apa? Yah benar. Orang kalau sudah berada di zona nyamannya pasti enggan untuk mencoba zona lain meski ia tau perlahan tapi pasti ia akan tersakiti juga karena rasa nyaman.
Entah....
Sampai sekarang masih jadi pertanyaan besar buat saya sendiri.
Sabtu, 02 Juni 2018
Proses Bshagia
Dulu sulit menerimanya karena masalalumu, tapi akhirnya kau menyerah dan perlahan mulai menerimanya dan membuka hatimu. Saat hatimu terbuka dan terisi olehnya, kau dapatkan banyak kebahagiaan hingga kau dapat melupakan sakitnya masalalumu. Namun seiring berjalannua waktu, rasa jenuh kian menghampiri hingga pertengkaran kerap terjadi diantara kalian, mulai dari hadirnya orang ketiga atau bahkan lebih sadis dari pada itu. Sampai suatu hari kamu tersakiti kembali. Kau jenuh dan mulai menutup hati lagi dan begitulah seterusnya. Lalu kapankah kau dapatkan kebahagiaan yg sesungguhnya?
Tepat sekali, kebahagiaan itu tak bisa instan begitu saja, butuh proses yg panjang, tergantung sabar tidaknya kita dalam menjalani proses menuju bahagia tersebut.
Tepat sekali, kebahagiaan itu tak bisa instan begitu saja, butuh proses yg panjang, tergantung sabar tidaknya kita dalam menjalani proses menuju bahagia tersebut.
Senin, 23 April 2018
Kau tujukan untuk siapa gelar itu?
Kau tujukan untuk siapa gelar itu?
Kau bilang kami penakut? Kau bilang kami pengecut? Atas dasar apa sampai kau berani bilang seperti itu?? Sebenarnya siapa yang pantas menyandang gelar itu? Kami yang saat ini tengah berjuang Atau kamu yang berhenti berjuang di tengah jalan karena merasa takut bahwa nasibmu akan seperti nasib keluarga kami yang statusnya menjadi seorang kriminalis di kota sendiri?
Wajarlah jika kami merasa takut, karena siapa yang ikhlas jika keluarganya yang hanya menyampaikan pendapatnya dan aspirasinya harus di cap sebagai seorang kriminalis? Siapa yang tak risih jika orang sekitar memandang keluarga kami dengan sebelah mata karena status tersangka yang telah melekat pada keluarga kami.
Tidak!!, itu bukan rasa takut bagi kami. Karena kami hanya menyuarakan kebenaran. Sekali lagi itu bukan rasa takut bagi kami... kalianlah yang membuat kami semakin tertekan dengan keadaan ini. Kau tinggalkan kami saat kami tengah berjuang untuk keluarga kami, kau sebarkan isu isu yang tidak benar tentang keluarga kami. Kau robohkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka membenci kami.
Sebenarnya kita ini keluarga atau bukan?
Kami tau kita tak sedarah, tapi bukankah kita adalah saudara seiman? Kalaupun bukan saudara seiman, bukankah kita satu dalam kebhinekaan??
#save3aktivisalon2gresik
#gresikdaruratdemokrasi
#savealon2gresik
Kau bilang kami penakut? Kau bilang kami pengecut? Atas dasar apa sampai kau berani bilang seperti itu?? Sebenarnya siapa yang pantas menyandang gelar itu? Kami yang saat ini tengah berjuang Atau kamu yang berhenti berjuang di tengah jalan karena merasa takut bahwa nasibmu akan seperti nasib keluarga kami yang statusnya menjadi seorang kriminalis di kota sendiri?
Wajarlah jika kami merasa takut, karena siapa yang ikhlas jika keluarganya yang hanya menyampaikan pendapatnya dan aspirasinya harus di cap sebagai seorang kriminalis? Siapa yang tak risih jika orang sekitar memandang keluarga kami dengan sebelah mata karena status tersangka yang telah melekat pada keluarga kami.
Tidak!!, itu bukan rasa takut bagi kami. Karena kami hanya menyuarakan kebenaran. Sekali lagi itu bukan rasa takut bagi kami... kalianlah yang membuat kami semakin tertekan dengan keadaan ini. Kau tinggalkan kami saat kami tengah berjuang untuk keluarga kami, kau sebarkan isu isu yang tidak benar tentang keluarga kami. Kau robohkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka membenci kami.
Sebenarnya kita ini keluarga atau bukan?
Kami tau kita tak sedarah, tapi bukankah kita adalah saudara seiman? Kalaupun bukan saudara seiman, bukankah kita satu dalam kebhinekaan??
#save3aktivisalon2gresik
#gresikdaruratdemokrasi
#savealon2gresik
Kamis, 29 Desember 2016
RAMADHAN TERAKHIR
RAMADHAN
TERAKHIR
Beberapa
hari lagi, bulan suci itu akan tiba, bulan yang sangat dinantikan oleh umat
Islam. Bulan dimana semua amal kebaikan yang kita kerjakan akan dilipat
gandakan pahalanya oleh Allah, bulan dimana Allah menghitung setiap langkah
hambanya yang melangkah untuk kebaikan. Dan dibulan yang penuh berkah ini, aku
ingin menghabiskannya bersama keluargaku. Dua jam berlalu, sedangkan aku masih
setia didepan laptopku untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahku.
“
Firda, ayo turun, dari tadi kamu belum makan!”, teriak mama dari bawah
“
iya ma, sebentar, nanggung tinggal sedikit lagi ma, sebentar lagi Firda turun
kok!”, jawabku
Ketika
semua tugas sudah selesai, tiba-tiba handphoneku bordering, aku segera
mengambil handphone yang letaknya lumayan jauh dari tempat belajarku, saat ku
lihat di layar monitor, ternyata itu adalah panggilan masuk dari sahabatku,
Nella. Segera ku angkat telfon itu
“
iya, ada apa Nel?”, tanyaku langsung
“
kamu ini darimana saja sih, lama banget angkat telfonnya!”, ucap Nella dengan
nada marahnya
“
iya maaf, ada apa sih tumben banget telfon?”, tanyaku bercanda
“
eh Fir, besok anterin aku ke kampus yuk!”, pinta Nella
“
ngapain? Besokkan puasa? Lagi pula kampus masih libur!”, ucapku
Nella
pun menjelaskan semuanya, bahwa dia ingin bertemu dengan seseorang
Keesokan harinya, saat aku masih
tertidur, tiba-tiba Nella sudah muncul di kamarku
“
ayo bangun..Firda…”, ucap Nella seraya membangunkanku
“
kamu ini apaan sih Nel, masih ngantuk tau, lagi pula masih pagi juga”, ucapku
dengan mata yang masih terpejam
“
Firda, ini uda siang, uda jam 8 nih! Ayo bangun Fir..!”, ucapnya sambil
mengambil selimutku dan menarikku ke kamar mandi.
Meski
mata masih terasa berat, aku pun segera mandi dan bersiap-siap mengantar Nella
ke kampus.
“
udah?’, Tanya Nella
“
hemm…”, jawabku sedikit ngambek
“maaf
deh, yaudah berangkat yuk!”, ucap Nella sambil mengambil motornya
Sesampainya
di kampus, aku tidak menemukan siapa-siapa, aku pun menunggu Nella disamping
motornya
“
sebenarnya kamu ini janjian sama siapa sih?”, tanyaku
“
nggak tau, soalnya aku kenal dia di facebook, hehehe..”, jawab Nella
cengengesan
Beberapa
saat kemudian, seorang pemuda datang menghampiriku dan Nella. Saat itu Nella
terlihat salah tingkah ketika melihat pemuda itu.
“
hai, kamu Nella ya?”, Tanya pemuda itu
“
iya, aku Nella dan ini temanku Firda”, jawab Nella
“
hai, aku Adit”, ucap cowok itu sambil menjabat tangan Nella
“
kamu kesini sama siapa? sendirikah?”, Tanya Nella
“
tidak, aku sama temanku, dia masih di belakang”, jawab pemuda yang bernama Adit
itu
Mereka
pun segera mencari tempat untuk ngobrol, sementara aku seperti orang ketiga di
hubungan mereka. Beberapa saat kemudian aku melihat seorang pemuda, dia
berjalan kearahku, dari jauh sepertinya aku mengenalnya, tapi siapa? dan
ternyata dia adalah Haris, teman kakakku. Aku sangat terkejut melihat Haris,
begitu pula sebaliknya.
“
lo, Firda, ngapain kamu disini?”, Tanya Haris
“
aku lagi nunggu temenku, la kamu sendiri ngapain disini?”, tanyaku balik
“
Aku lagi nganterin temenku, katanya sih mau ketemuan sama seseorang”, jawab Haris
“
jadi, Adit itu teman kamu?”, tanyaku memastikan
“
lo, kamu kok kenal Adit? Iya, dia temanku!”, jawab Haris
Akupun
menjelaskan semuanya kepada Haris, dan saat itu juga Haris mengerti. Beberapa
saat kemudian Nella dan Adit datang
“
kalian kok akrab banget sih?”, Tanya Adit heran melihat keakraban aku dan Haris
“
iya, Firda ini adiknya temanku”, jawab Haris sambil mengelus kepalaku seperti
anak kecil, dan ini adalah kebiasaan Haris sejak aku kecil
“
oiya, Nel, kenalin ini Haris temannya kakakku dan teman Adit juga”, ucapku
“
hai, aku Nella, senang bisa mengenalmu”, ucap Nella dengan mata yang berbinar
Matahari
sudah diatas kepala, aku dan Nella memutuskan untuk balik
“
kami pamit dulu ya!”, ucap Nella dengan nada yang girang
“
iya hati-hati”, jawab Haris
“
Fir, salam ya buat kak Deni”, ucap Haris
“
siap!”, jawabku sambil beranjak pergi dari Haris dan Adit
Setelah sampai dirumah, Nella langsung
menggeretku ke kamar, padahal semua keluargaku sedang kumpul di ruang tamu
“
permisi om, tante, kak Deni, Nella pinjem Firda dulu ya!”, ucap Nella
Papa
dan mama hanya tersenyum melihat tingkah Nella, sementara kak Deni, dia harus mengintrogasiku
dulu
“
tunggu, kalian darimana?”, Tanya kak Deni
“
nganterin Nella ketemuan kak!”, ucapku keceplosan
“
ketemuan sama siapa?”, Tanya kak Deni kepo
“
kakak ini mau tau aja apa mau tau banget?”, Tanya Nella menggoda kak Deni
“
udah dulu ya kak, aku sama Nella masuk kamar dulu, ngerjain tugas”, ucapku
bohong sambil beranjak meninggalkan kak Deni yang masih bengong.
Sesampainya
di kamar, giliran Nella yang mengintrogasiku
“
kamu kenal Haris darimana?”, Tanya Nella
“
tadi aku kan udah bilang kalau Haris itu temannya kak Deni, emang kenapa?”,
tanyaku balik
“
emm… nggak papa, dia baik ya, ramah, ganteng, subhaanallah… dia perfect banget
Fir!”, ucap Nella memuji Haris
“
kamu suka ya sama Haris?”, tanyaku menebak nebak
“
sepertinya begitu, ya Allah… aku jatuh cinta, ternyata begini rasanya jatuh
cinta! Subhaanallah… indah banget”, ucap Nella sambil tersenyum sendiri
“
ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Jika aku dan sahabatku mencintai orang
yang sama? Sementara aku tau hati Haris hanya untukku”, ucapku dalam hati
“
kalau kamu suka sama Haris, lalu Adit bagaimana? Bukankah dia juga mencintai
kamu?”, tanyaku
Nellapun
menjelaskan semuanya, bahwa dia sama sekali tidak mencintai Adit, dan dia hanya
mencintai Haris, hanya Haris yang ada di hati Nella saat ini.
Beberapa minggu kemudian, aku nyaris
menghilang dari Nella, Haris dan juga Adit. Aku memutuskan untuk tinggal di
rumah nenek untuk beberapa hari ini. Saat aku dan nenek pergi ke pusat
perbelanjaan, aku bertemu dengan Haris
“
Firda, kamu kemana saja? Aku mencari kamu kemana-mana!”, ucap Haris dengan nada
khawatirnya
“
aku di rumah nenek Ris, sulit bagiku jika aku harus berbagi cinta dengan
sahabatku sendiri!”, jelasku
“
tapi aku sama sekali tidak ada perasaan sama Nella Fir!”, jelas Haris
“
sebentar Ris, aku nganter nenek ke mobil dulu, nanti kita lanjutin ngobrolnya”,
ucapku memotong pembicaraanku dengan Haris
Sementara
itu aku segera mengantar nenek ke parkiran dan membiarkan Haris menungguku
“
nenek pulang duluan saja, Firda masih ada keperluan dengan teman Firda”, ucapku
“
baiklah, tapi kalau pulang jangan malam-malam, soalnya hari ini mama papamu ke
rumah buat jemput kamu”, ucap nenek
“
iya nek!”, jawabku
Setelah
mengantar nenek, aku segera kembali menemui Haris, dan kulihat dari kejauhan,
aku melihat Nella yang sedang bercengkrama dengan Haris
“
Nella, sejak kapan kamu disini?”, tanyaku basa basi
“
dari tadi, yang jelas sebelum kamu datang”, jawab Nella berbohong
Karena
sudah jelas aku yang duluan datang bersama Haris dibanding dia, tapi aku tak
mempermasalahkannya.
“
duduk Fir!”, ucap Haris mempersilahkanku duduk
Sementara
itu aku melihat genangan air mata di pelupuk mata Nella
“
Nella, kamu kenapa?”, tanyaku
Saat
itu juga Nella menceritakan semuanya bahwa ia sakit dan dokter menvonisnya
sudah tinggal menghitung hari. Saat itu aku mencoba menenangkan Nella dan
memeluknya. Ya Allah, cobaan apa lagi ini? Kenapa harus sahabatku? Setelah
melihat surat dokter, aku sedikit nggak percaya, karena selama ini Nella
terlihat baik-baik saja. Keesokan harinya, aku dan Haris memutuskan untuk
menemui dokter Indra, dia adalah dokter yang menangani penyakit Nella. Dan saat
itu juga dokter menyatakan bahwa sudah tidak ada lagi obat yang mampu membuat
Nella sembuh.
“
maaf sebelumnya, anda kan seorang dokter, bagaimana mungkin anda tidak
mempunyai obat untuk kesembuhan pasien anda?”, tanyaku dengan nada agak tinggi
“
Firda, sabar! Bukankah Allah telah menjanjikan bahwa akan ada obat dibalik
semua penyakit”, ucap Haris berusaha menenangkanku.
Aku
dan Haris memutuskan untuk keluar dari ruangan Dokter Indra. Saat kami berjalan
menuju parkiran, tiba-tiba aku melihat om Tio dan tante Reni di depan ruang
ICU, mereka adalah orang tua Nella. Aku dan Haris segera menghampiri om Tio dan
tante Reni, tanpa bertanya apa yang telah terjadi, tanpa ku sadari air mataku
jatuh menganak sungai melihat sahabatku terbaring koma di ruang ICU. Segera
kupeluk tante Reni
“
Nella Fir… dia koma!”, ucap tante Reni yang menangis sesenggukan
Aku
hanya bisa menangis melihat kondisi Nella, “ya
Allah, jika aku harus mengorbankan cintaku untuk sahabatku, aku ikhlas ya
Allah, asal jangan ambil dia!”ucapku dalam hati
“
tante dan om yang sabar yah, pasti ada hikmah dibalik semua ini”, ucap Haris
yang berusaha menenangkan om dan tante Reni.
Aku
segera menghubungi keluargaku dan menceritakan semuanya, dan saat itu juga
semua keluargaku datang ke Rumah Sakit untuk memberi kekuatan dan motivasi pada
kedua orangtua Nella agar bisa lebih sabar menghadapi semua ini.
“Jika
dengan melepasmu bisa membuat keadaan membaik, maka akan aku lakukan meski
berat. Aku tak mungkin memaksamu untuk tetap bersamaku saat sahabatku
membutuhkanmu, aku tak seegois itu! Lupakan aku dan berikan cintamu pada Nella
di sisa waktunya”, ucapku dengan nada yang berat
“
bagaimana mungkin kamu melepaskanku, sementara hatimu masih bersamaku? Aku
tidak bisa melakukannya Fir!”, jawab Haris
“
demi aku Ris, juga demi persahabatanku! Jangan khawatir, ini bukan jalan cinta
untuk pergi, kamu hanya perlu menyisihkan waktumu untuk dia tanpa harus
meninggalkanku, lakukan Ris, aku mohon! Bisakah kau buat dia tersenyum di
saat-saat terakhirnya? Demi aku!”, pintaku memohon pada Haris
“
baiklah, akan ku lakukan seperti apa yang kamu mau, tapi satu hal yang perlu
kamu ingat, aku tidak pernah mencintai orang lain selain kamu”, ucap Haris.
“Meski hati dan perasaan ini sakit, tapi aku berusaha untuk tetap
bahagia melihatmu bersama orang yang sangat berarti bagiku. Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini,
pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang. Aku
tersenyum, itu caraku menghiasi luka . Aku tertawa , itu caraku untuk sembunyi”.
Tiga
hari berlalu, kini kondisi Nella cukup membaik sehingga dipindahkan ke ruangan
rawat inap. Pagi hari usai menyantap sahur dan sholat subuh, aku segera
bersiap-siap untuk ke Rumah Sakit untuk membesuk Nella. Beberapa saat kemudian,
kak Deni datang ke kamarku
“ kakak sudah tau semuanya!”, ucap kak Deni
“ maksud kakak apa? Aku tidak mengerti”, tanyaku
“ kenapa kamu tega mengorbankan perasaan kamu?
Haris sudah menceritakan semuanya sama kakak”, jelas kak Deni
“ selain itu, apa lagi yang bisa Firda lakukan?
Membiarkan sahabat Firda pergi begitu saja? Aku tak sejahat itu kak, setidaknya
jika esok Nella harus pergi, dia sempat merasakan kebahagiaan bersama orang
yang dia cinta”, jelasku
Tanpa sadar, aku telah mengobrol cukup panjang
dengan kak Deni, sampai aku tak sadar bahwa sekarang jam sudah menunjukan pukul
07.00.
“ Firda pergi dulu kak”, ucapku berpamitan
dengan kak Deni
Sedangkan kak Deni hanya membalasnya dengan
senyum tipisnya
Sesampainya di Rumah Sakit, hati ini kembali
terluka ketika melihat orang yang aku sayang sedang berdua bersama sahabatku.
Tapi tidak, aku tidak boleh sakit hati, bukankah ini adalah keputusan yang
telah aku buat sendiri? Akupun segera masuk ke kamar tempat Nella di rawat
“ pagi Nel? Gimana kondisi kamu hari ini?”,
tanyaku sambil meletakkan buah-buahan untuk Nella
“ belum ada kemajuan Fir, masih sama”, jawab
Nella dengan nada yang putus asa
“ kamu sudah sarapan? Sini aku suapin ya!”,
tanyaku
“ nggak usah Fir, tadi aku sudah sarapan bareng
Haris waktu sahur”, jelas Nella
Saat itu entah kenapa hati ini begitu sakit,
tanpa aku sadari, air mataku mulai menggenang di pelupuk mataku, aku segera
menghapusnya sebelum Nella dan Haris tau.
“ itu kan tadi pas sahur, sekarang waktunya
makan lagi biar kamu cepat sembuh dan bisa merayakan hari raya bareng aku dan
Haris juga keluarga!”, ucapku sambil membuka mangkok yang berisi bubur ayam
kesukaan Nella
“ sini, biar aku yang suapin”, ucap Haris sambil
mengambil mangkoknya dari tanganku
Melihat moment ini, hatiku semakin sakit, akupun
memutuskan untuk keluar sebentar
“ aku tau hati kamu sakit melihat aku yang
begitu perhatian dengan Nella, bukankah ini yang kamu inginkan? Sebenarnya aku
nggak mau melakukannya, tapi kenapa kamu memaksaku?”, ucap Haris dalam hati
“ Haris, lusa aku operasi, tolong kamu datang
ya! Jangan lupa ajak Firda”, ucap Nella
“ iya, aku dan Firda pasti datang, dan operasi
kamu pasti akan berjalan dengan lancar, karena dibulan suci ini, semua orang
berdoa yang terbaik untukmu, termasuk Firda, dia selalu berdoa untuk
kesembuhanmu, juga untuk operasi kamu, kamu tenang saja!”, ucap Haris yang
berusaha meyakinkan Nella
Sementara itu aku hanya bisa memandangnya
dibalik jendela kamar Nella di rawat. Beberapa saat kemudian aku masuk kembali
ke kamar Nella. Setelah berbincang cukup lama dengan Nella dan juga Haris, aku
dan Haris memutuskan untuk pulang.
“ Nel, sebelumnya aku minta maaf, besok aku
tidak bisa kesini, aku tidak bisa menemani kamu selama 4 hari ini, soalnya aku
ada keperluan dengan keluargaku”, ucap Haris
“ bukankah tadi kamu bilang kalau kamu akan
datangg? Tapi yasudah tidak papa kok Ris, kan masih ada Firda!”, jawab Nella
“ eh Nel, besok aku juga nggak bisa nemenin kamu
soalnya harus nganterin kak Deni buat lomba, dan mungkin aku pulang lusa”,
jelasku
“ kok gitu sih? Katanya mau nemenin aku operasi?
Kenapa nggak ada yang bisa? “, Tanya
Nella dengan wajahnya yang ngambek
“ aku dan Haris memang nggak disini, tapi
yakinlah, doa kami akan selalu bersamamu, bukankah masih ada orang tua kamu
yang setia menemani kamu!”, ucapku
Aku dan Harispun pergi meninggalkan Nella,
sementara itu saat diperjalanan menuju parkir, tak ada percakapan antara aku
dan Haris. Kami sibuk memikirkan apa yang akan terjadi pada Nella selepas
operasi nanti.
Saat diparkiran, aku melihat kak Deni
menjemputku
“ Fir, ayo cepat, kita berangkat sekarang!”,
teriak kak Deni dari jendela mobil
“ hai Den, aku dengar dari Firda, katanya kamu
ada lomba yah?”, Tanya Haris pada kak Deni
“ iya, makanya Firda tidak bisa menemani Nella
untuk operasi! Kamu bisa menggantikan Firda untuk menemani Nella kan?”, Tanya
kak Deni balik
“ aku juga nggak bisa Den, soalnya aku ada
keperluan keluarga”, jawab Haris
Saat itu Haris dan kak Deni melanjutkan
perbincangan mereka di depan mobil, sementara itu karena lelah aku segera masuk
ke dalam mobil untuk istirahat. Beberapa saat kemudian aku dan Haris berpisah.
Aku
terus berdoa untuk kak Deni dan juga Nella, aku berdoa semoga mereka berdua
diberi kelancaran. Dan tak lupa doa untuk orang yang selalu ada dalam hatiku,
Haris. Aku berdoa agar dimanapun Haris berada, dia selalu terjaga. Beberapa
saat kemudian lomba kak Deni berjalan dengan lancar dan masuk ke semi final,
sementara itu kabar baik menyelimuti Nella dan keluarga karena operasi Nella
yang berjalan dengan lancar. Ternyata tuhan telah mengabulkan doaku. Selang
beberapa jam, kak Deni mendapat berita bahwa Haris kecelakaan, dan dia meninggal
saat itu juga. Betapa terkejutnya diri ini mendengar berita bahwa orang yang ku
sayang kini telah tiada. Butiran air mata tak dapat lagi ku bending, rasa tak
percaya akan hal ini masih aku rasakan saat itu tapi kak Deni meyakinkanku
dengan membawaku ke pemakaman Haris.
Aku
menangis diatas gundukan tanah merah yang masih basah. Ku taburi tanah itu
dengan bunga dan kusirami dengan air doa dan juga air mata. Rasa tak percaya
membuatku semakin tak yakin bahwa ini adalah makam Haris, kekasihku, tapi nasi sudah
menjadi bubur. Haris sudah pergi meninggalkanku, meninggalkan sejuta kenangan
bersamanya. Aku masih mengingat saat terakhir kali ku bersama dengan Haris,
saat itu dia tersenyum memanggilku yang masih sibuk mengurusi operasi Nella, “
segitu berartinya Nella buat kamu, sampai kamu ikhlas membagi cintamu untuk
sahabatmu, aku bangga sama kamu!”, ucap Haris kala itu. Ungkapan yang begitu
tulus. Sejenak ku termenung menatap pusara, mengenang kisah cintaku yang harus
berakhir dengan kepedihan. Kini cintaku terkubur bersama jasadmu, tanah merah
yang menjadi saksi bisu kisah ini. Rasa sesal dan rasa bersalah karena telah
memaksanya berbagi kasih pun takkan pernah bisa membuatnya kembali. Hanya doa
yang bisa kupanjatkan agar kau tenang disana. Walaupun kini dia telah tiada
namun kenanganku dengannya akan tetap hidup.
Mungkin ini cara tuhan, agar kau tak tersiksa ketika kau harus memilih
antara aku atau sahabatku. Bagiku kau masih bersamaku, kau masih hidup dalam
memori dan juga hatiku. Inilah ramadhan yang menyedihkan bagiku, karena aku
tidak bisa merayakan hari kemenangan bersama orang yang kucinta. Selamat jalan
sayang, biarkan aku
merajut rindu di malam takbiran ini bersama dinginnya angin malam dan jarak
yang terlampau jauh. Semoga rindu ini sampai pada tempatmu berada sekarang.
DIMANAKAH PARA MAHASISWA SAAT INI?
DIMANAKAH PARA
MAHASISWA SAAT INI?
Berbicara tentang mahasiswa, sama dengan berbicara
tentang pemuda-pemudi yang hidup dan menimba ilmu dibalik dinding kampus tapi
tidak pernah memakai ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam
masyarakat. Sebenarnya saya enggan untuk membahas isu mengenai mahasiswa,
terlebih mahasiswa saat ini, karena apa? Bisa kita lihat sendiri bahwa
mahasiswa sekarang berbeda dengan mahasiswa dahulu. Dulu para mahasiswa sangat
menjunjung tinggi peran dan fungsi mereka, salah satunya sebagai jembatan
aspirasi rakyat. Dulu mahasiswa membaur menjadi satu dengan masyarakat, tak
peduli kasta yang mereka sandang dan menyampaikan aspirasi dan juga solusi dari
rakyat kepada pemerintah. Mahasiswa dulu sangat antusias jika diajak untuk bergotong
royong, saling membantu, terjun langsung saat ada bencana. Dan kini, semua
hilang tergerus oleh zaman. Saat ini sudah jarang sekali kita temukan mahasiswa
yang bisa membaur bersama rakyat kecil, yang ada hanyalah mahasiswa bisu,
mereka hanya bisa diam melihat negerinya yang semakin hancur, mereka hanya diam
melihat para pejabat merampas hak-hak rakyat kecil. Lantas dimana suara lantang
mahasiswa saat ini? Dimanakah mahasiswa yang dulunya sangat kritis?
Kini, dunia mahasiswa juga
dipenuhi realita yang buruk sekali. Mahasiswa yang sebenarnya kritis dipaksa tidur, seakan akan mereka tidak
mengetahui kerusakan apa yang tengah terjadi di negeri ini. Dan mungkin ini
menjadi salah satu factor penyebab banyaknya mahasiswa yang bungkam akan
kebenaran dan menjadi mahasiswa yang apatis. Siapa yang patut untuk disalahkan?
Mahasiswa atau oknum-oknum lainnya? Entahlah! Kini sudah tak ada lagi kritikan tentang kebijakan
pemerintah yang selalu memojokkan rakyat kecil, dan juga system pemerintahan
yang tengah diambang kehancuran, semua hilang dan sudah tak terdengar lagi. Banyak
orang mengatakan bahwa mahasiswa sekarang sangat lugu, dalam arti apapun
informasi yang di dapat, mereka terima tanpa timbul suatu pertanyaan, mereka
menerima semua informasi tanpa ada penyaringan lagi di dalamnya.
Namun perlu kita ketahui, kebanyakan
dari mereka yang masih diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan dibangku
perkuliahan mempunyai satu tujuan yaitu mendapat nilai IPK yang tinggi kemudian
mendapatkan pekerjaan yang layak, dan semua itu ingin di dapat secara instan
tanpa adanya proses di dalamnya. Padahal proses itulah yang paling menentukan
ketika kiita terjun langsung dan kembali ke masyarakat. Semua mahasiswa
menginginkan hal itu, tapi tidak semua mahasiswa menginginkannya secara instan,
karena ada sebagian mahasiswa berpendapat bahwa kuliah tidak harus terkungkung
dalam kelas mendengarkan dan mengerjakan tugas, tetapi juga menikmati perannya
sebagai mahasiswa yaitu dengan berproses di dalamnya. Contohnya ikut andil
dalam perkembangan social, budaya dan juga politik di sekitarnya, terutama
dalam masyarakat. Mengingat bahwa mahasiswa sendiri berasal dari masyarakat dan
akan kembali kedalam masyarakat dan menjadi bagian didalamnya. Untuk itu mari
kita dobrak semangat para mahasiswa, karena masa depan bangsa ada di tangan
para mahasiswa, kalau bukan kita, siapa lagi? tinggal kita yang memilih untuk
menjadi pemain ataukah penonton! Hidup Mahasiswa!!!
BANGUN DAN BANGKITLAH MAHASISWA GRESIK !!!
BANGUN DAN BANGKITLAH MAHASISWA GRESIK !!!
Mahasiswa! Tentu
nama tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita, tapi kebanyakan dari
mereka yang menyandang gelar Mahasiswa, tidak mengetahui arti dari nama
tersebut. Banyak kalangan masyarakat menyebut “Mahasiswa” sebagai orang yang
terpelajar, yang ilmunya sudah tinggi. Tapi sadarkah kita bahwa nama
“Mahasiswa” saat ini hanya digunakan dijadikan sebagai identitas saja?.
Mahasiswa
zaman sekarang terlalu harmonis hidupnya, mereka pergi ke kampus dengan
kendaraan dan pakaian mewahnya dan nongkrong di café. Ketika diajak berjuang
bersama rakyat, terlalu banyak alasan untuk menolak, tetapi ketika diajak untuk
nge fload (istilah lain dari nongkrong di café), mereka langsung tancap gas! Jika
nama mahasiswa hanya dijadikan sebagai profil atau identitas agar masyarakat
bisa memanggilnya “Anak Kuliahan” atau “Mahasiswa”, lantas apa bedanya dengan
mereka yang bukan mahasiswa? Dan ketika mahasiswa tersebut ditanyai arti dari
mahasiswa itu sendiri, mereka hanya diam seraya menjawab “mahasiswa itu mereka
yang kuliah di perguruan tinggi”, mungkin jawaban itu yang sering kita dengar
dan tanpa kita sadari bahwa anak SD pun bisa menjawabnya. Pengertian tersebut
tidak salah, tapi sadarkah kalian dengan mahasiswa sekarang?
Perubahan
terjadi dengan seiring berjalannya waktu, dimana kesadaran para mahasiswa yang secara
perlahan mulai memudar dan akhirnya menghilang, suara-suara
kritis mahasiswa kini sudah jarang terdengar, kini tak ada lagi mahasiswa yang
peduli dengan lingkungan sekitarnya yang sudah mulai hancur, bahkan bisa
dikatakan bahwa mahasiswa saat ini rasa kepekaannya sudah mulai menghilang.
Karena sejatinya, mereka yang pantas disebut sebagai mahasiswa adalah mereka
yang mampu memperjuangkan hak-hak rakyat kecil yang secara perlahan dirampas
oleh kaum munafik, mahasiswa yang sebenarnya adalah mahasiswa yang mampu
menjadi jembatan aspirasi rakyat, tapi kini jembatan itu mulai rapuh, tidak bekerja
sesuai fungsinya. Tugas mahasiswa saat ini adalah membangun kembali jembatan
agar berjalan sesuai dengan fungsinya.
Kalau
kita amati akhir-akhir ini suara kritis justru datang dari masyarakat biasa
atau para pemuda yang belum sempat mengenyam pendidikan di kampus. Mereka lebih
kritis dan peduli terhadap lingkungan sekitar dibandingkan dengan mahasiswa
yang belajar di kampus elit bahkan tindakan mereka lebih nyata karena mereka
terjun langsung ke masyarakat bawah. Berbeda dengan mahasiswa zaman sekarang
yang yang menjadikan pusat perbelanjaan dan hiburan sebagai rumah kedua.
Sementara “berkunjung” ke desa-desa, pemukiman kumuh, daerah bencana alam, dan
tempat-tempat orang miskin, adalah hal yang sudah jarang dilakukan mahasiswa.
Sadarkah
kalian, bahwa menjadi mahasiswa itu hanya sebentar, tapi dengan waktu yang
cukup singkat ini kita harus memperoleh pengalaman yang bernilai positif bagi
kehidupan kita. Hai Mahasiswa, bangunlah dari tidur panjangmu, secara tidak
sadar kalian telah berjanji pada negeri ini melalui lagu “Padamu Negeri”, mulai
detik ini wujudkan janji-janji kalian semua, negeri ini sudah kosong tanpa
panji-panji bangsa yang patuh dalam memperjuangkan bangsa ini. Buktikanlah pada
negeri ini bahwa KITA adalah salah satu penerus panji-panji bangsa. Apa yang terjadi dengan bangsa ini kedepan jika mahasiswa
yang katanya agent of social control pada kenyataanya hanya bisa diam? Jawabannya
adalah pasti bangsa ini akan hancur. Lantas bagaimana menyalakan semangat
mahasiswa untuk berpikiran kritis? Itulah yang perlu dipikirkan oleh mahasiswa
secara kritis dan kreatif. Bangkit dan buatlah suatu perubahan melalui sebuah
pergerakan. Hidup mahasiswa..!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)