Kamis, 29 Juli 2021

Kunci Untuk Hidup

Sabar adalah kunci utama ketika berbagai masalah, cobaan ataupun ujian datang menghampiri. Seperti tamu yang tak diundang, tak mungkin bagi kita untuk menolak kehadirannya. Kita hanya perlu bersabar serta ikhlas dalam menghadapinya. Berbagai macam bentuk ujian atau cobaan yang sering kita jumpai atau bahkan sering kita alami. Kehilangan orang yang kita sayang, kesehatan yang tak berpihak pada kita dan lain sebagainya. Mungkin kita lelah jika setiap hari atau bahkan setiap saat harus diterpa ujian. Mungkin juga perasaan yang sama dirasakan oleh orang-orang disekitar kita, termasuk kedua orang tua kita, keluarga atau bahkan orang-orang yang menyayangi kita bosan melihat kita yang terus ditimpa musibah atau masalah. Tak ada seorangpun diantara kita yang ingin diuji selama hidupnya. Semua orang pasti menginginkan kenikmatan untuk hidupnya. Tapi kita hanyalah manusia biasa yang tak mungkin bisa menolak ujian yang diberikan tuhan untuk kita. Karena perlu kita tahu bahwa dibalik semua cobaan ataupun ujian yang tuhan berikan pasti ada hikmahnya. Kita hanya perlu sabar dan ikhlas dalam menghadapinya dan percaya bahwa badai pasti berlalu, akan ada pelangi selepas hujan. Kita hanya perlu memerbanyak rasa syukur kita agar kita terhindar dari rasa kufur. Perlu kita ketahui bersama bahwa ujian atau cobaan merupakan salah satu bentuk bahwa tuhan menyayangi kita. Ujian dan cobaan juga merupakan cara tuhan menguji kita agar kita tidak pernah lupa denganNya dan jauh dariNya. Dan tuhan tahu batas kemampuan hambanya dalam menghadapi segala cobaan darinya. Untuk itu, tetaplah semangat dalam menghadapi segala cobaan hidup... hal-hal yang indah akan kita temui setelah semua berlalu...

Minggu, 03 Juni 2018

Sebuah pilihan

Ketika kita merasa tersakiti, kita mempunyai dua pilihan.
1. bertahan walaupun sakit
2. pergi karna ingin bahagia

Tapi kebanyakan dari kita lebih memilih nomor 1 (bertahan walaupun sakit), sudah tau sakit kenapa masih betah buat bertahan??
Ya itulah manusia, masih belum bisa mengalahkan ego sendiri. Manusiawi sih karena manusia lebih mengedepankan perasaan dibanding akal nya. Kalau sudah mengenal sesuatu dan merasa nyaman, sudah... dia disitu saja, nggak mau geser dikit padahal sudah jelas dia tahu bahwa akan ada luka dari rasa nyaman itu, tapi dia lebih memilih menahan rasa sakit.
Saya sendiri tak yakin bisa memilih nomor 2 (pergi karena ingin bahagia), karena apa? Yah benar. Orang kalau sudah berada di zona nyamannya pasti enggan untuk mencoba zona lain meski ia tau perlahan tapi pasti ia akan tersakiti juga karena rasa nyaman.
Entah....
Sampai sekarang masih jadi pertanyaan besar buat saya sendiri.

Sabtu, 02 Juni 2018

Proses Bshagia

Dulu sulit menerimanya karena masalalumu, tapi akhirnya kau menyerah dan perlahan mulai menerimanya dan membuka hatimu. Saat hatimu terbuka dan terisi olehnya, kau dapatkan banyak kebahagiaan hingga kau dapat melupakan sakitnya masalalumu. Namun seiring berjalannua waktu, rasa jenuh kian menghampiri hingga pertengkaran kerap terjadi diantara kalian, mulai dari hadirnya orang ketiga atau bahkan lebih sadis dari pada itu. Sampai suatu hari kamu tersakiti kembali. Kau jenuh dan mulai menutup hati lagi dan begitulah seterusnya. Lalu kapankah kau dapatkan kebahagiaan yg sesungguhnya?
Tepat sekali, kebahagiaan itu tak bisa instan begitu saja, butuh proses yg panjang, tergantung sabar tidaknya kita dalam menjalani proses menuju bahagia tersebut.

Senin, 23 April 2018

Kau tujukan untuk siapa gelar itu?

Kau tujukan untuk siapa gelar itu?

Kau bilang kami penakut? Kau bilang kami pengecut? Atas dasar apa sampai kau berani bilang seperti itu?? Sebenarnya siapa yang pantas menyandang gelar itu? Kami yang saat ini tengah berjuang Atau kamu yang berhenti berjuang di tengah jalan karena merasa takut bahwa nasibmu akan seperti nasib keluarga kami yang statusnya menjadi seorang kriminalis di kota sendiri?
Wajarlah jika kami merasa takut, karena siapa yang ikhlas jika keluarganya yang hanya menyampaikan pendapatnya dan aspirasinya harus di cap sebagai seorang kriminalis? Siapa yang tak risih jika orang sekitar memandang keluarga kami dengan sebelah mata karena status tersangka yang telah melekat pada keluarga kami.
Tidak!!, itu bukan rasa takut bagi kami. Karena kami hanya menyuarakan kebenaran. Sekali lagi itu bukan rasa takut bagi kami... kalianlah yang membuat kami semakin tertekan dengan keadaan ini. Kau tinggalkan kami saat kami tengah berjuang untuk keluarga kami, kau sebarkan isu isu yang tidak benar tentang keluarga kami. Kau robohkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka membenci kami.
Sebenarnya kita ini keluarga atau bukan?
Kami tau kita tak sedarah, tapi bukankah kita adalah saudara seiman? Kalaupun bukan saudara seiman, bukankah kita satu dalam kebhinekaan??

#save3aktivisalon2gresik
#gresikdaruratdemokrasi
#savealon2gresik

Kamis, 29 Desember 2016

RAMADHAN TERAKHIR



RAMADHAN TERAKHIR
Beberapa hari lagi, bulan suci itu akan tiba, bulan yang sangat dinantikan oleh umat Islam. Bulan dimana semua amal kebaikan yang kita kerjakan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah, bulan dimana Allah menghitung setiap langkah hambanya yang melangkah untuk kebaikan. Dan dibulan yang penuh berkah ini, aku ingin menghabiskannya bersama keluargaku. Dua jam berlalu, sedangkan aku masih setia didepan laptopku untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahku.
“ Firda, ayo turun, dari tadi kamu belum makan!”, teriak mama dari bawah
“ iya ma, sebentar, nanggung tinggal sedikit lagi ma, sebentar lagi Firda turun kok!”, jawabku
Ketika semua tugas sudah selesai, tiba-tiba handphoneku bordering, aku segera mengambil handphone yang letaknya lumayan jauh dari tempat belajarku, saat ku lihat di layar monitor, ternyata itu adalah panggilan masuk dari sahabatku, Nella. Segera ku angkat telfon itu
“ iya, ada apa Nel?”, tanyaku langsung
“ kamu ini darimana saja sih, lama banget angkat telfonnya!”, ucap Nella dengan nada marahnya
“ iya maaf, ada apa sih tumben banget telfon?”, tanyaku bercanda
“ eh Fir, besok anterin aku ke kampus yuk!”, pinta Nella
“ ngapain? Besokkan puasa? Lagi pula kampus masih libur!”, ucapku
Nella pun menjelaskan semuanya, bahwa dia ingin bertemu dengan seseorang
            Keesokan harinya, saat aku masih tertidur, tiba-tiba Nella sudah muncul di kamarku
“ ayo bangun..Firda…”, ucap Nella seraya membangunkanku
“ kamu ini apaan sih Nel, masih ngantuk tau, lagi pula masih pagi juga”, ucapku dengan mata yang masih terpejam
“ Firda, ini uda siang, uda jam 8 nih! Ayo bangun Fir..!”, ucapnya sambil mengambil selimutku dan menarikku ke kamar mandi.
Meski mata masih terasa berat, aku pun segera mandi dan bersiap-siap mengantar Nella ke kampus.
“ udah?’, Tanya Nella
“ hemm…”, jawabku sedikit ngambek
“maaf deh, yaudah berangkat yuk!”, ucap Nella sambil mengambil motornya
Sesampainya di kampus, aku tidak menemukan siapa-siapa, aku pun menunggu Nella disamping motornya
“ sebenarnya kamu ini janjian sama siapa sih?”, tanyaku
“ nggak tau, soalnya aku kenal dia di facebook, hehehe..”, jawab Nella cengengesan
Beberapa saat kemudian, seorang pemuda datang menghampiriku dan Nella. Saat itu Nella terlihat salah tingkah ketika melihat pemuda itu.
“ hai, kamu Nella ya?”, Tanya pemuda itu
“ iya, aku Nella dan ini temanku Firda”, jawab Nella
“ hai, aku Adit”, ucap cowok itu sambil menjabat tangan Nella
“ kamu kesini sama siapa? sendirikah?”, Tanya Nella
“ tidak, aku sama temanku, dia masih di belakang”, jawab pemuda yang bernama Adit itu
Mereka pun segera mencari tempat untuk ngobrol, sementara aku seperti orang ketiga di hubungan mereka. Beberapa saat kemudian aku melihat seorang pemuda, dia berjalan kearahku, dari jauh sepertinya aku mengenalnya, tapi siapa? dan ternyata dia adalah Haris, teman kakakku. Aku sangat terkejut melihat Haris, begitu pula sebaliknya.
“ lo, Firda, ngapain kamu disini?”, Tanya Haris
“ aku lagi nunggu temenku, la kamu sendiri ngapain disini?”, tanyaku balik
“ Aku lagi nganterin temenku, katanya sih mau ketemuan sama seseorang”, jawab Haris
“ jadi, Adit itu teman kamu?”, tanyaku memastikan
“ lo, kamu kok kenal Adit? Iya, dia temanku!”, jawab Haris
Akupun menjelaskan semuanya kepada Haris, dan saat itu juga Haris mengerti. Beberapa saat kemudian Nella dan Adit datang
“ kalian kok akrab banget sih?”, Tanya Adit heran melihat keakraban aku dan Haris
“ iya, Firda ini adiknya temanku”, jawab Haris sambil mengelus kepalaku seperti anak kecil, dan ini adalah kebiasaan Haris sejak aku kecil
“ oiya, Nel, kenalin ini Haris temannya kakakku dan teman Adit juga”, ucapku
“ hai, aku Nella, senang bisa mengenalmu”, ucap Nella dengan mata yang berbinar
Matahari sudah diatas kepala, aku dan Nella memutuskan untuk balik
“ kami pamit dulu ya!”, ucap Nella dengan nada yang girang
“ iya hati-hati”, jawab Haris
“ Fir, salam ya buat kak Deni”, ucap Haris
“ siap!”, jawabku sambil beranjak pergi dari Haris dan Adit
             Setelah sampai dirumah, Nella langsung menggeretku ke kamar, padahal semua keluargaku sedang kumpul di ruang tamu
“ permisi om, tante, kak Deni, Nella pinjem Firda dulu ya!”, ucap Nella
Papa dan mama hanya tersenyum melihat tingkah Nella, sementara kak Deni, dia harus mengintrogasiku dulu
“ tunggu, kalian darimana?”, Tanya kak Deni
“ nganterin Nella ketemuan kak!”, ucapku keceplosan
“ ketemuan sama siapa?”, Tanya kak Deni kepo
“ kakak ini mau tau aja apa mau tau banget?”, Tanya Nella menggoda kak Deni
“ udah dulu ya kak, aku sama Nella masuk kamar dulu, ngerjain tugas”, ucapku bohong sambil beranjak meninggalkan kak Deni yang masih bengong.
Sesampainya di kamar, giliran Nella yang mengintrogasiku
“ kamu kenal  Haris darimana?”, Tanya Nella
“ tadi aku kan udah bilang kalau Haris itu temannya kak Deni, emang kenapa?”, tanyaku balik
“ emm… nggak papa, dia baik ya, ramah, ganteng, subhaanallah… dia perfect banget Fir!”, ucap Nella memuji Haris
“ kamu suka ya sama Haris?”, tanyaku menebak nebak
“ sepertinya begitu, ya Allah… aku jatuh cinta, ternyata begini rasanya jatuh cinta! Subhaanallah… indah banget”, ucap Nella sambil tersenyum sendiri
“ ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Jika aku dan sahabatku mencintai orang yang sama? Sementara aku tau hati Haris hanya untukku”, ucapku dalam hati
“ kalau kamu suka sama Haris, lalu Adit bagaimana? Bukankah dia juga mencintai kamu?”, tanyaku
Nellapun menjelaskan semuanya, bahwa dia sama sekali tidak mencintai Adit, dan dia hanya mencintai Haris, hanya Haris yang ada di hati Nella saat ini.
            Beberapa minggu kemudian, aku nyaris menghilang dari Nella, Haris dan juga Adit. Aku memutuskan untuk tinggal di rumah nenek untuk beberapa hari ini. Saat aku dan nenek pergi ke pusat perbelanjaan, aku bertemu dengan Haris
“ Firda, kamu kemana saja? Aku mencari kamu kemana-mana!”, ucap Haris dengan nada khawatirnya
“ aku di rumah nenek Ris, sulit bagiku jika aku harus berbagi cinta dengan sahabatku sendiri!”, jelasku
“ tapi aku sama sekali tidak ada perasaan sama Nella Fir!”, jelas Haris
“ sebentar Ris, aku nganter nenek ke mobil dulu, nanti kita lanjutin ngobrolnya”, ucapku memotong pembicaraanku dengan Haris
Sementara itu aku segera mengantar nenek ke parkiran dan membiarkan Haris menungguku
“ nenek pulang duluan saja, Firda masih ada keperluan dengan teman Firda”, ucapku
“ baiklah, tapi kalau pulang jangan malam-malam, soalnya hari ini mama papamu ke rumah buat jemput kamu”, ucap nenek
“ iya nek!”, jawabku
Setelah mengantar nenek, aku segera kembali menemui Haris, dan kulihat dari kejauhan, aku melihat Nella yang sedang bercengkrama dengan Haris
“ Nella, sejak kapan kamu disini?”, tanyaku basa basi
“ dari tadi, yang jelas sebelum kamu datang”, jawab Nella berbohong
Karena sudah jelas aku yang duluan datang bersama Haris dibanding dia, tapi aku tak mempermasalahkannya.
“ duduk Fir!”, ucap Haris mempersilahkanku duduk
Sementara itu aku melihat genangan air mata di pelupuk mata Nella
“ Nella, kamu kenapa?”, tanyaku
Saat itu juga Nella menceritakan semuanya bahwa ia sakit dan dokter menvonisnya sudah tinggal menghitung hari. Saat itu aku mencoba menenangkan Nella dan memeluknya. Ya Allah, cobaan apa lagi ini? Kenapa harus sahabatku? Setelah melihat surat dokter, aku sedikit nggak percaya, karena selama ini Nella terlihat baik-baik saja. Keesokan harinya, aku dan Haris memutuskan untuk menemui dokter Indra, dia adalah dokter yang menangani penyakit Nella. Dan saat itu juga dokter menyatakan bahwa sudah tidak ada lagi obat yang mampu membuat Nella sembuh.
“ maaf sebelumnya, anda kan seorang dokter, bagaimana mungkin anda tidak mempunyai obat untuk kesembuhan pasien anda?”, tanyaku dengan nada agak tinggi
“ Firda, sabar! Bukankah Allah telah menjanjikan bahwa akan ada obat dibalik semua penyakit”, ucap Haris berusaha menenangkanku.
Aku dan Haris memutuskan untuk keluar dari ruangan Dokter Indra. Saat kami berjalan menuju parkiran, tiba-tiba aku melihat om Tio dan tante Reni di depan ruang ICU, mereka adalah orang tua Nella. Aku dan Haris segera menghampiri om Tio dan tante Reni, tanpa bertanya apa yang telah terjadi, tanpa ku sadari air mataku jatuh menganak sungai melihat sahabatku terbaring koma di ruang ICU. Segera kupeluk tante Reni
“ Nella Fir… dia koma!”, ucap tante Reni yang menangis sesenggukan
Aku hanya bisa menangis melihat kondisi Nella, “ya Allah, jika aku harus mengorbankan cintaku untuk sahabatku, aku ikhlas ya Allah, asal jangan ambil dia!”ucapku dalam hati
“ tante dan om yang sabar yah, pasti ada hikmah dibalik semua ini”, ucap Haris yang berusaha menenangkan om dan tante Reni.
Aku segera menghubungi keluargaku dan menceritakan semuanya, dan saat itu juga semua keluargaku datang ke Rumah Sakit untuk memberi kekuatan dan motivasi pada kedua orangtua Nella agar bisa lebih sabar menghadapi semua ini.
“Jika dengan melepasmu bisa membuat keadaan membaik, maka akan aku lakukan meski berat. Aku tak mungkin memaksamu untuk tetap bersamaku saat sahabatku membutuhkanmu, aku tak seegois itu! Lupakan aku dan berikan cintamu pada Nella di sisa waktunya”, ucapku dengan nada yang berat
“ bagaimana mungkin kamu melepaskanku, sementara hatimu masih bersamaku? Aku tidak bisa melakukannya Fir!”, jawab Haris
“ demi aku Ris, juga demi persahabatanku! Jangan khawatir, ini bukan jalan cinta untuk pergi, kamu hanya perlu menyisihkan waktumu untuk dia tanpa harus meninggalkanku, lakukan Ris, aku mohon! Bisakah kau buat dia tersenyum di saat-saat terakhirnya? Demi aku!”, pintaku memohon pada Haris
“ baiklah, akan ku lakukan seperti apa yang kamu mau, tapi satu hal yang perlu kamu ingat, aku tidak pernah mencintai orang lain selain kamu”, ucap Haris.
Meski hati dan perasaan ini sakit, tapi aku berusaha untuk tetap bahagia melihatmu bersama orang yang sangat berarti bagiku. Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang. Aku tersenyum, itu caraku menghiasi luka . Aku tertawa , itu caraku untuk sembunyi”.
            Tiga hari berlalu, kini kondisi Nella cukup membaik sehingga dipindahkan ke ruangan rawat inap. Pagi hari usai menyantap sahur dan sholat subuh, aku segera bersiap-siap untuk ke Rumah Sakit untuk membesuk Nella. Beberapa saat kemudian, kak Deni datang ke kamarku
“ kakak sudah tau semuanya!”, ucap kak Deni
“ maksud kakak apa? Aku tidak mengerti”, tanyaku
“ kenapa kamu tega mengorbankan perasaan kamu? Haris sudah menceritakan semuanya sama kakak”, jelas kak Deni
“ selain itu, apa lagi yang bisa Firda lakukan? Membiarkan sahabat Firda pergi begitu saja? Aku tak sejahat itu kak, setidaknya jika esok Nella harus pergi, dia sempat merasakan kebahagiaan bersama orang yang dia cinta”, jelasku
Tanpa sadar, aku telah mengobrol cukup panjang dengan kak Deni, sampai aku tak sadar bahwa sekarang jam sudah menunjukan pukul 07.00.
“ Firda pergi dulu kak”, ucapku berpamitan dengan kak Deni
Sedangkan kak Deni hanya membalasnya dengan senyum tipisnya
Sesampainya di Rumah Sakit, hati ini kembali terluka ketika melihat orang yang aku sayang sedang berdua bersama sahabatku. Tapi tidak, aku tidak boleh sakit hati, bukankah ini adalah keputusan yang telah aku buat sendiri? Akupun segera masuk ke kamar tempat Nella di rawat
“ pagi Nel? Gimana kondisi kamu hari ini?”, tanyaku sambil meletakkan buah-buahan untuk Nella
“ belum ada kemajuan Fir, masih sama”, jawab Nella dengan nada yang putus asa
“ kamu sudah sarapan? Sini aku suapin ya!”, tanyaku
“ nggak usah Fir, tadi aku sudah sarapan bareng Haris waktu sahur”, jelas Nella
Saat itu entah kenapa hati ini begitu sakit, tanpa aku sadari, air mataku mulai menggenang di pelupuk mataku, aku segera menghapusnya sebelum Nella dan Haris tau.
“ itu kan tadi pas sahur, sekarang waktunya makan lagi biar kamu cepat sembuh dan bisa merayakan hari raya bareng aku dan Haris juga keluarga!”, ucapku sambil membuka mangkok yang berisi bubur ayam kesukaan Nella
“ sini, biar aku yang suapin”, ucap Haris sambil mengambil mangkoknya dari tanganku
Melihat moment ini, hatiku semakin sakit, akupun memutuskan untuk keluar sebentar
“ aku tau hati kamu sakit melihat aku yang begitu perhatian dengan Nella, bukankah ini yang kamu inginkan? Sebenarnya aku nggak mau melakukannya, tapi kenapa kamu memaksaku?”, ucap Haris dalam hati
“ Haris, lusa aku operasi, tolong kamu datang ya! Jangan lupa ajak Firda”, ucap Nella
“ iya, aku dan Firda pasti datang, dan operasi kamu pasti akan berjalan dengan lancar, karena dibulan suci ini, semua orang berdoa yang terbaik untukmu, termasuk Firda, dia selalu berdoa untuk kesembuhanmu, juga untuk operasi kamu, kamu tenang saja!”, ucap Haris yang berusaha meyakinkan Nella
Sementara itu aku hanya bisa memandangnya dibalik jendela kamar Nella di rawat. Beberapa saat kemudian aku masuk kembali ke kamar Nella. Setelah berbincang cukup lama dengan Nella dan juga Haris, aku dan Haris memutuskan untuk pulang.
“ Nel, sebelumnya aku minta maaf, besok aku tidak bisa kesini, aku tidak bisa menemani kamu selama 4 hari ini, soalnya aku ada keperluan dengan keluargaku”, ucap Haris
“ bukankah tadi kamu bilang kalau kamu akan datangg? Tapi yasudah tidak papa kok Ris, kan masih ada Firda!”, jawab Nella
“ eh Nel, besok aku juga nggak bisa nemenin kamu soalnya harus nganterin kak Deni buat lomba, dan mungkin aku pulang lusa”, jelasku
“ kok gitu sih? Katanya mau nemenin aku operasi? Kenapa nggak ada yang bisa?   “, Tanya Nella dengan wajahnya yang ngambek
“ aku dan Haris memang nggak disini, tapi yakinlah, doa kami akan selalu bersamamu, bukankah masih ada orang tua kamu yang setia menemani kamu!”, ucapku
Aku dan Harispun pergi meninggalkan Nella, sementara itu saat diperjalanan menuju parkir, tak ada percakapan antara aku dan Haris. Kami sibuk memikirkan apa yang akan terjadi pada Nella selepas operasi nanti.
Saat diparkiran, aku melihat kak Deni menjemputku
“ Fir, ayo cepat, kita berangkat sekarang!”, teriak kak Deni dari jendela mobil
“ hai Den, aku dengar dari Firda, katanya kamu ada lomba yah?”, Tanya Haris pada kak Deni
“ iya, makanya Firda tidak bisa menemani Nella untuk operasi! Kamu bisa menggantikan Firda untuk menemani Nella kan?”, Tanya kak Deni balik
“ aku juga nggak bisa Den, soalnya aku ada keperluan keluarga”, jawab Haris
Saat itu Haris dan kak Deni melanjutkan perbincangan mereka di depan mobil, sementara itu karena lelah aku segera masuk ke dalam mobil untuk istirahat. Beberapa saat kemudian aku dan Haris berpisah.
            Aku terus berdoa untuk kak Deni dan juga Nella, aku berdoa semoga mereka berdua diberi kelancaran. Dan tak lupa doa untuk orang yang selalu ada dalam hatiku, Haris. Aku berdoa agar dimanapun Haris berada, dia selalu terjaga. Beberapa saat kemudian lomba kak Deni berjalan dengan lancar dan masuk ke semi final, sementara itu kabar baik menyelimuti Nella dan keluarga karena operasi Nella yang berjalan dengan lancar. Ternyata tuhan telah mengabulkan doaku. Selang beberapa jam, kak Deni mendapat berita bahwa Haris kecelakaan, dan dia meninggal saat itu juga. Betapa terkejutnya diri ini mendengar berita bahwa orang yang ku sayang kini telah tiada. Butiran air mata tak dapat lagi ku bending, rasa tak percaya akan hal ini masih aku rasakan saat itu tapi kak Deni meyakinkanku dengan membawaku ke pemakaman Haris.
            Aku menangis diatas gundukan tanah merah yang masih basah. Ku taburi tanah itu dengan bunga dan kusirami dengan air doa dan juga air mata. Rasa tak percaya membuatku semakin tak yakin bahwa ini adalah makam Haris, kekasihku, tapi nasi sudah menjadi bubur. Haris sudah pergi meninggalkanku, meninggalkan sejuta kenangan bersamanya. Aku masih mengingat saat terakhir kali ku bersama dengan Haris, saat itu dia tersenyum memanggilku yang masih sibuk mengurusi operasi Nella, “ segitu berartinya Nella buat kamu, sampai kamu ikhlas membagi cintamu untuk sahabatmu, aku bangga sama kamu!”, ucap Haris kala itu. Ungkapan yang begitu tulus. Sejenak ku termenung menatap pusara, mengenang kisah cintaku yang harus berakhir dengan kepedihan. Kini cintaku terkubur bersama jasadmu, tanah merah yang menjadi saksi bisu kisah ini. Rasa sesal dan rasa bersalah karena telah memaksanya berbagi kasih pun takkan pernah bisa membuatnya kembali. Hanya doa yang bisa kupanjatkan agar kau tenang disana. Walaupun kini dia telah tiada namun kenanganku dengannya akan tetap hidup.
Mungkin ini cara tuhan, agar kau tak tersiksa ketika kau harus memilih antara aku atau sahabatku. Bagiku kau masih bersamaku, kau masih hidup dalam memori dan juga hatiku. Inilah ramadhan yang menyedihkan bagiku, karena aku tidak bisa merayakan hari kemenangan bersama orang yang kucinta. Selamat jalan sayang, biarkan aku merajut rindu di malam takbiran ini bersama dinginnya angin malam dan jarak yang terlampau jauh. Semoga rindu ini sampai pada tempatmu berada sekarang.


DIMANAKAH PARA MAHASISWA SAAT INI?



DIMANAKAH PARA MAHASISWA SAAT INI?
Berbicara tentang mahasiswa, sama dengan berbicara tentang pemuda-pemudi yang hidup dan menimba ilmu dibalik dinding kampus tapi tidak pernah memakai ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam masyarakat. Sebenarnya saya enggan untuk membahas isu mengenai mahasiswa, terlebih mahasiswa saat ini, karena apa? Bisa kita lihat sendiri bahwa mahasiswa sekarang berbeda dengan mahasiswa dahulu. Dulu para mahasiswa sangat menjunjung tinggi peran dan fungsi mereka, salah satunya sebagai jembatan aspirasi rakyat. Dulu mahasiswa membaur menjadi satu dengan masyarakat, tak peduli kasta yang mereka sandang dan menyampaikan aspirasi dan juga solusi dari rakyat kepada pemerintah. Mahasiswa dulu sangat antusias jika diajak untuk bergotong royong, saling membantu, terjun langsung saat ada bencana. Dan kini, semua hilang tergerus oleh zaman. Saat ini sudah jarang sekali kita temukan mahasiswa yang bisa membaur bersama rakyat kecil, yang ada hanyalah mahasiswa bisu, mereka hanya bisa diam melihat negerinya yang semakin hancur, mereka hanya diam melihat para pejabat merampas hak-hak rakyat kecil. Lantas dimana suara lantang mahasiswa saat ini? Dimanakah mahasiswa yang dulunya sangat kritis?
Kini, dunia mahasiswa juga dipenuhi realita yang buruk sekali. Mahasiswa yang sebenarnya kritis dipaksa tidur, seakan akan mereka tidak mengetahui kerusakan apa yang tengah terjadi di negeri ini. Dan mungkin ini menjadi salah satu factor penyebab banyaknya mahasiswa yang bungkam akan kebenaran dan menjadi mahasiswa yang apatis. Siapa yang patut untuk disalahkan? Mahasiswa atau oknum-oknum lainnya? Entahlah! Kini sudah tak ada lagi kritikan tentang kebijakan pemerintah yang selalu memojokkan rakyat kecil, dan juga system pemerintahan yang tengah diambang kehancuran, semua hilang dan sudah tak terdengar lagi. Banyak orang mengatakan bahwa mahasiswa sekarang sangat lugu, dalam arti apapun informasi yang di dapat, mereka terima tanpa timbul suatu pertanyaan, mereka menerima semua informasi tanpa ada penyaringan lagi di dalamnya.
Namun perlu kita ketahui, kebanyakan dari mereka yang masih diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan mempunyai satu tujuan yaitu mendapat nilai IPK yang tinggi kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak, dan semua itu ingin di dapat secara instan tanpa adanya proses di dalamnya. Padahal proses itulah yang paling menentukan ketika kiita terjun langsung dan kembali ke masyarakat. Semua mahasiswa menginginkan hal itu, tapi tidak semua mahasiswa menginginkannya secara instan, karena ada sebagian mahasiswa berpendapat bahwa kuliah tidak harus terkungkung dalam kelas mendengarkan dan mengerjakan tugas, tetapi juga menikmati perannya sebagai mahasiswa yaitu dengan berproses di dalamnya. Contohnya ikut andil dalam perkembangan social, budaya dan juga politik di sekitarnya, terutama dalam masyarakat. Mengingat bahwa mahasiswa sendiri berasal dari masyarakat dan akan kembali kedalam masyarakat dan menjadi bagian didalamnya. Untuk itu mari kita dobrak semangat para mahasiswa, karena masa depan bangsa ada di tangan para mahasiswa, kalau bukan kita, siapa lagi? tinggal kita yang memilih untuk menjadi pemain ataukah penonton! Hidup Mahasiswa!!!

BANGUN DAN BANGKITLAH MAHASISWA GRESIK !!!



BANGUN DAN BANGKITLAH MAHASISWA GRESIK !!!
Mahasiswa! Tentu nama tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita, tapi kebanyakan dari mereka yang menyandang gelar Mahasiswa, tidak mengetahui arti dari nama tersebut. Banyak kalangan masyarakat menyebut “Mahasiswa” sebagai orang yang terpelajar, yang ilmunya sudah tinggi. Tapi sadarkah kita bahwa nama “Mahasiswa” saat ini hanya digunakan dijadikan sebagai identitas saja?.
Mahasiswa zaman sekarang terlalu harmonis hidupnya, mereka pergi ke kampus dengan kendaraan dan pakaian mewahnya dan nongkrong di café. Ketika diajak berjuang bersama rakyat, terlalu banyak alasan untuk menolak, tetapi ketika diajak untuk nge fload (istilah lain dari nongkrong di café), mereka langsung tancap gas! Jika nama mahasiswa hanya dijadikan sebagai profil atau identitas agar masyarakat bisa memanggilnya “Anak Kuliahan” atau “Mahasiswa”, lantas apa bedanya dengan mereka yang bukan mahasiswa? Dan ketika mahasiswa tersebut ditanyai arti dari mahasiswa itu sendiri, mereka hanya diam seraya menjawab “mahasiswa itu mereka yang kuliah di perguruan tinggi”, mungkin jawaban itu yang sering kita dengar dan tanpa kita sadari bahwa anak SD pun bisa menjawabnya. Pengertian tersebut tidak salah, tapi sadarkah kalian dengan mahasiswa sekarang?
Perubahan terjadi dengan seiring berjalannya waktu,  dimana kesadaran para mahasiswa yang secara perlahan mulai memudar dan akhirnya menghilang, suara-suara kritis mahasiswa kini sudah jarang terdengar, kini tak ada lagi mahasiswa yang peduli dengan lingkungan sekitarnya yang sudah mulai hancur, bahkan bisa dikatakan bahwa mahasiswa saat ini rasa kepekaannya sudah mulai menghilang. Karena sejatinya, mereka yang pantas disebut sebagai mahasiswa adalah mereka yang mampu memperjuangkan hak-hak rakyat kecil yang secara perlahan dirampas oleh kaum munafik, mahasiswa yang sebenarnya adalah mahasiswa yang mampu menjadi jembatan aspirasi rakyat, tapi kini jembatan itu mulai rapuh, tidak bekerja sesuai fungsinya. Tugas mahasiswa saat ini adalah membangun kembali jembatan agar berjalan sesuai dengan fungsinya.
Kalau kita amati akhir-akhir ini suara kritis justru datang dari masyarakat biasa atau para pemuda yang belum sempat mengenyam pendidikan di kampus. Mereka lebih kritis dan peduli terhadap lingkungan sekitar dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar di kampus elit bahkan tindakan mereka lebih nyata karena mereka terjun langsung ke masyarakat bawah. Berbeda dengan mahasiswa zaman sekarang yang yang menjadikan pusat perbelanjaan  dan hiburan sebagai rumah kedua. Sementara “berkunjung” ke desa-desa, pemukiman kumuh, daerah bencana alam, dan tempat-tempat orang miskin, adalah hal yang sudah jarang dilakukan mahasiswa.
Sadarkah kalian, bahwa menjadi mahasiswa itu hanya sebentar, tapi dengan waktu yang cukup singkat ini kita harus memperoleh pengalaman yang bernilai positif bagi kehidupan kita. Hai Mahasiswa, bangunlah dari tidur panjangmu, secara tidak sadar kalian telah berjanji pada negeri ini melalui lagu “Padamu Negeri”, mulai detik ini wujudkan janji-janji kalian semua, negeri ini sudah kosong tanpa panji-panji bangsa yang patuh dalam memperjuangkan bangsa ini. Buktikanlah pada negeri ini bahwa KITA adalah salah satu penerus panji-panji bangsa. Apa yang terjadi dengan bangsa ini kedepan jika mahasiswa yang katanya agent of social control pada kenyataanya hanya bisa diam? Jawabannya adalah pasti bangsa ini akan hancur. Lantas bagaimana menyalakan semangat mahasiswa untuk berpikiran kritis? Itulah yang perlu dipikirkan oleh mahasiswa secara kritis dan kreatif. Bangkit dan buatlah suatu perubahan melalui sebuah pergerakan. Hidup mahasiswa..!!!!