Minggu, 22 September 2013

CINTA YANG TERPISAH

CINTA YANG TERPISAH
Sampai saat ini aku masih mengingatnya, bukan ku ingin melupakan cinta kita
namun tuntutan hidup tlah membuatku mengambil keputusan, meskipun hari ini dan nanti, ku akan pergi, namun cinta kita akan terukir bersama waktu menciptakan segenggam rindu. Aku masih ingat ketika 2 hati saling mencintai dan cinta itu terhalang oleh seseorang, aku masih menyimpan rasa sakit itu Zak, ketika cinta kita di tentang oleh maz Viki, aku nggak berdaya saat itu karena aku menyayangi kalian berdua, aku nggak mau kalian yang pergi ninggalin aku dan lebih baik aku yang pergi meninggalkan kalian, biarkan aku yang mengalah.
Sedih rasanya ketika kita menjalankan hubungan ini, tapi ada salah satu anggota keluarga kita yang tidak menyukai hubungan kita, aku juga masih ingat ketika kita kumpul di masjid, dan maz Viki melihat kita dengan sinis. Aku nggak tau letak kesalahanku dimana, begitu pula dengan Zaki, dia juga nggak tau letak kesalahannya, kami berdua sama-sama bingung dengan situasi yang seperti ini. Aku mencoba mencari tau tentang perubahan sifat maz Viki, tapi hasilnya nihil.
Malam ini terasa begitu mencekam, malam ini adalah malam yang tak ku inginkan. Saat aku berada di teras rumah bersama maz Viki, aku hanya diam membisu seakan-akan aku tak mampu untuk berbicara, bermodal sedikit keberanian, segera ku awali pembicaraanku dengan maz Viki, “maz, Ema mau tanya”, akupun mengawali pembicaraan “kamu mau tanya apa? Kok kayak ketakutan gitu?”, jawab maz Viki, “Ema mau tanya, kenapa maz Viki nggak suka kalau Ema pacaran sama Zaki?”, tanyaku “bukannya maz nggak suka ma, tapi ada alasan tertentu yang membat hubungan kalian menjadi sedikit tertentang”, jelas maz Viki “maksud maz apa? Ema nggak ngerti!”, balasku “sekarang giliran maz yang tanya, kenapa Ema harus pacaran sama Zaki? Kenapa bukan yang lain saja?”, tanya maz Viki “Ema pacaran sama Zaki kaena kami sama-sama cinta maz, lalu kenapa maz Viki melarang huungan Ema dengan Zaki?bukankah itu semua adalah hak semua orang termasuk Ema?”, jelasku “kalau kamu masih ingin melihat maz tetap hidup, jauhi Zaki, putusin dia!”, bentak maz Viki “kenapa harus putus mas?”, tanyaku balik “kalau kamu nggak putusin Zaki, itu artinya kamu nggak mau melhat maz Viki hidup, kamu tau kan tentang penyakit maz Viki?”, tanya maz Viki “iya, Ema tau, dan kalau ini memang jalan keluar yang baik, Ema akan putusin Zaki, mungkin dengan cara ini maz Viki akan sembuh dan puas melihat Ema sakit”, jawabku sambil meninggalkan maz Viki.
Di dalam kamar aku hanya bisa menangis, aku nggak bisa putusin Zaki, aku masih mencintainya, tapi aku juga nggak mau melihat maz Viki sakit, “ya Allah apa yang harus aku lakukan? Aku bingung, aku nggak mau ada yang tersakiti antara Zaki dan maz Viki, tapi mau nggak mau aku harus memilih salah satu dari mereka, tunjukkan jalanMu ya Allah...erikanlah aku ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan dariMu” batinku, segera ku ambil air wudhu untuk menenangkan hati dan pikiranku.
Keesokan harinya maz Viki datang ke rumahku, “gimana? Udah kamu putusin?”, tanya maz Viki “belum maz, beri Ema waktu maz, karena ini adalah pilihan yang sulit buat Ema”, pintaku “baklah kalau begitu, maz Viki nggak mau tau, pokoknya di malam tahun baru besok, kamu harus sudah putus sama Zaki, dan kalau kamu belum putusin Zaki pada saat itu, berarti kamu ingin agar maz Viki pergi dari dunia ini”, jawab maz Viki sambil beranjak pergi, seementara aku masih seperti patung yang hanya terdiam membisu.
Malam ini adalah malam dimana aku harus melakukan apa yang diinginkan maz Viki, malam ini aku memang nggak ada di rumah bersama keluargaku, tapi aku lagi bersama maz Irul di Gresik, dengan berat hati segera ku ambil Hp ku, dan mulai mengetik kata-kata terakhir buat Zaki, dengan berlinangan air mata aku menulis kata-kata itu.
“kasih, banyak sudah kisah yang kita lalui, mengukir kenangan ditengah indahnya berbagi, tak mungkin akan kulupa semua tentangmu, tentang kita, meski hidup telah memilihku, namun tak kan kubiarkan hidup melupakanmu, kita akan selalu sama, saling merindukan, saling mendo'akan, selamat tinggal kekasihku, semoga apa yang kau impikan hari ini, menjadi nyata di esok hari”.
Akupun segera mengirim pesan itu, aku tau Zaki pasti bingung, tapi aku juga nggak bisa menjelaskan semua disini, aku janji aku akan menjelaskannya, tapi tidak sekarang.
Setelah aku putus dengan Zaki, aku benar-benar merasakan kehilangan, aku nggak bisa berhenti memikirkannya, aku juga nggak bisa berhenti mencintainya, lambat laun aku semakin kurus dan mulai sakit-sakitan, meskipun aku sakit-sakitan, maz Viki tetap melarang ku untuk menghubungi Zaki walaupun itu hanya satu menit. Melupakanmu sama susahnya seperti mengingat orang yang belum pernah aku kenal. Dinginnya angin malam ini menyapa tubuhku, namun tidak dapat dinginkan panasnya hatimu, Perpisahan bukan berarti kita tidak akan bertemu kembali, perpisahan hanyalah nasihat agar kita tetap akrab saat bertemu kembali.Perpisahan tidak akan memiliki arti jika kita lupa ketika kita bertemu kembali, dan Hanya penderitaan ketika berpisah yang dapat membuat kita mengetahui kedalaman cinta kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar