Kamis, 29 Desember 2016

HADIAH TERINDAH



HADIAH TERINDAH

Mencoba melupakan kisah cintaku yang kelam di masa laluku, kisah itu terlalu pahit untuk di kenang. Aku dan Argha bertemu di café depan kampus. Saat itu hujan turun dengan derasnya, sehingga membuatku harus pergi ke café untuk berteduh sekaligus menghangatkan badan. Saat itu semua kursi sudah terisi, hanya satu kursi yang kosong. Aku duduk tepat di depan Argha, awalnya kami tak saling bicara, tapi Argha memperkenalkan dirinya padaku dan sejak saat itu aku dan Argha mulai akrab. Hingga sampai di suatu waktu dimana sang waktu mempermainkan perasaanku, aku tak sadar bahwa aku telah mencintainya, aku berharap Argha juga mencintaiku, aku sangat berharap akan hal itu. Suatu hari, aku tidak sengaja bertemu Argha di toko bunga, aku melihat Argha memilih rangkaian bunga mawar, aku mengira Argha akan memberikan mawar itu padaku, akupun segera mendekatinya.
“ hai Gha, bunga buat siapa itu?”, tanyaku sambil melihat kearah bunga yang ada di tangan Argha.
“ oh, bunga ini buat Alena, pacarku, hari ini dia ulang tahun, aku ingin memberinya bunga mawar ini, karena aku tau, dia sangat menyukai bunga mawar”, jawabnya sambil memperbaiki sampul bunga itu.
Mendengar pernyataan itu, kakiku mendadak lemas, hatiku hancur, ternyata orang yang aku cintai selama ini telah memiliki cinta yang lain, cinta itu jelas bukan untukku, lantas untuk apa aku menunggunya? Untuk apa aku menyimpan perasaan yang pada akhirnya akan menyakitiku sendiri. Dan lagi, waktu telah mempermainkanku, waktu telah membuatku kehilangan cintaku.
            Tuhan, bagaimana mungkin aku bisa melupakan kisah cinta ini? Bagaimana mungkin aku menjalani hidup tanpa cinta dari orang yang aku kasihi? Tuhan… apa yang harus aku lakukan? Ku kira dia mencintaiku, karena sikapnya yang manis terhadapku, ternyata aku salah, dia bersikap manis karena dia menganggapku sebagai teman ngopi, tidak lebih. Aku telah salah menilainya. Tuhan..izinkan aku untuk tetap tersenyum untuknya, izinkan aku untuk bahagia walau bukan bersamanya.
Sudah hampir tiga minggu aku tak menemui Argha, bahkan akupun tidak menjalin komunikasi dengannya. Rindu begitu sangat terasa dalam diriku tentang dirinya, aku masih belum bisa menerima keadaan ini, dimana aku mencintai seseorang, tetapi orang itu mencintai orang lain. Tapi dengan kejadian ini aku sadar, bahwa cinta tak harus memiliki dan cinta juga tidak bisa dipaksakan. Biarlah tuhan yang mengatur segalanya, karena dia adalah pemilik semua hati. Saat aku terbangun dari lamunanku, aku melihat Wahyu duduk di depanku, dia adalah sahabatku, sahabat yang sangat care dan peduli denganku. dia mengerti dengan semua peristiwa cintaku dengan Agha, dan dia tidak pernah menyalahkanku untuk kesalahan yang pernah kubuat di masa laluku. Kini aku sadar, bahwa tuhan sangat menyayangiku, tuhan tidak akan membiarkan kita terlarut dalam kesedihan, dan tuhan telah menggantikan kesedihan itu menjadi sebuah kebahagiaan, tuhan menghadiahkan seseorang yang sangat menyayangiku. Kini aku sadar, bahwa aku tak sendiri. Wahyu adalah hadiah dari tuhan yang sangat berharga bagiku. Bila Tuhan menciptakan wanita dari salah satu tulang rusuk pria, aku yakin pasti ada seseorang yang mampu mencintaiku dengan ketulusan hatinya. Dan bila Tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup lebih lama, aku hanya ingin lalui itu dengannya, entah siapa, aku tak tau. Yang jelas aku akan terus menantinya dalam doa-doaku, semoga penantian ini membuahkan hasil yang terbaik.
Saat pikiranku suntuk, aku mencoba menghubungi Wahyu, biarpun dia cuek tapi dia juga bawel, apalagi kalau lagi nasehati aku, bisa dibilang seperti seorang motivator yang takkan berhenti bicara sebelum apa yang dibicarakannya kita lakukan
“ lagi dimana?”, tanyaku
“ rumah”, jawabnya singkat
“bisa temenin aku keluar sebentar?”, tanyaku lagi
“ kemana?”, tanyanya balik
“ cari angin, aku tunggu kamu samping kampus yah!”, ucapku
“ oke!”, jawabnya singkat lagi.
Akupun segera menuju kampus dan ternyata dia sudah ada disamping kampus.
“ cepet banget?”, tanyaku sambil naik ke motornya, sementara itu dia hanya diam dan menjalankan motornya.
Saat diperjalanan tak ada percakapan antara kami, sampai akhirnya kami sampai di kedai kopi yang letaknya tidak jauh dari kampus, mungkin butuh waktu 15 menit untuk perjalanan kesana.
Segera kupesan dua cangkir kopi manis. Sambil menunggu kopi datang, Wahyu terus memainkan handphonennya, dan aku paling nggak suka kalau aku dicuekin. aku segera mengambil handphonennya dan memasukkannya ke dalam sakuku,
“ udah tau kalau aku paling nggak suka kalau di cuekin, masih saja main hp!”, ucapku kesal
“ iya deh maaf”, jawabnya
aku hanya bisa menghela nafas, karena aku paling tidak bisa jika harus marah sama dia. Beberapa saat kemudian, kopi pesananku datang, segera ku seruput kopi hangat itu, rasanya fikiranku sedikit tenang. Sementara itu Wahyu hanya menyeruput sedikit kopinya
“ kenapa?”, tanyaku heran
“ kopinya terlalu manis, aku nggak suka!”, jawab Wahyu
“ mau aku pesenin lagi?”, tanyaku
“ nggak usah, lagi nggak mood juga buat ngopi”, jawabnya dan aku hanya menganggukkan kepalaku
“ yasudah kalau gitu”, jawabku sambil menyeruput kopiku
“ eh Na, gimana kabar Argha?”, Tanya Wahyu, aku tersentak kaget mendengar nama Argha, “ Argha siapa?”, tanyaku pura-pura lupa
“ ya Argha yang biasanya nongkrong di café depan kampus!”, jawabnya
“ oh, nggak tau, ngapain sih nanyain dia? Nggak ada topik lain?”, jawabku dengan nada sedikit kesal
“ ciyee yang gagal move on, hahaha!”, ucap Wahyu sambil tertawa lepas melihat ekspresiku yang sedikit kesal.
Aku hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Wahyu yang ngeselin. Akupun mengajak Wahyu untuk kembali ke kos.
Meski masih sedikit kesal dengan ulah Wahyu, aku tetap tidak bisa marah lebih lama sama dia, entah mengapa. Yang jelas biarpun sahabatku ini sangat bawel, tapi itu semua ia lakukan demi kebaikanku, karena sejatinya tak ada sahabat yang mau melihat sahabatnya terus larut dalam kesedihan. Ketika tak ada kata terucap, diamku mampu ungkapkan apa yang tak terkatakan. Tak semua bisa memahami, tapi sahabatku selalu mengerti tentang semua itu. Aku berharap setiap waktu yang kita jalani bersama, akan menjadi kenangan terindah bagi kita. Kehidupan ini begitu indah, saat kita jalani bersama, saat suka dan duka. Bersamamu membuatku merasa nyaman, kini waktu berlalu dengan begitu cepat, dimana kita tidak bisa mengulang kebersamaan kita lagi, Setiap ribuan detik yang telah kita lalui, menempatkanmu sebagai sesuatu yang begitu indah bagiku, kau mencoba membuatku tertawa, saat luka menghampiri. Kau mampu membuatku kembali bangkit, saat aku benar-benar terjatuh. Hubungan persahabatan kita selalu akrab dengan jarak dan rindu serta pertengkaran kecil lainnya. Semoga kamu tetap sabar menghadapi sikapku, dan setia memaniku, ketika aku melihatmu tersenyum, saat itulah aku merasakan kebahagiaan yang sejati.  Terima kasih telah menjadi pelangi baruku, semoga akan terus seperti ini, terimakasih juga karena kau mampu membimbingku dan memberiku kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga persahabatan kita akan abadi sampai maut memisahkan kita.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar