Senin, 23 November 2015

DAMPAK BROKEN HOME TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali orang tua yang mengikuti kebudayaan barat dan menganggapnya sebagai masalah yang sepele.Banyak sekali para orang tua yang tergiur dengan kemewahan, kekayaan dll. Sehingga membuat pasangan suami atau istri melupakan pasangannya dan keluarganya yang berakhir dengan perpecahan di dalam keluarganya atau yang biasa kita sebut dengan “ BROKEN HOME ”. BROKEN HOME merupakan perpecahan yang terjadi dalam sebuah rumah tangga yang menyebabkan banyak pihak yang merasa tertekan atau bahkan tersakiti, diantaranya adalah menyiksa batin atau psikologis seorang anak.Di dalam kehidupan ini tidak ada satu orangpun yang menginginkan perpecahan yang berakhir dengan perpisahan atau perceraian.Semua ini berawal dariperselingkuhan dari pihak suami maupun dari pihak istri dengan orang ketiga yang mengakibatkan perseteruan dalam rumah tangga atau keluarga dan berakibat buruk bagi seorang anak. Seorang anak akan merasa terbebani atau bahkan tertekan dengan masalah keluarganya, sehingga membuat seorang anak merasa sedih karena masalah yang di hadapi oleh kedua orang tuanya, dan anak juga akan merasa tertekan karena kedua orang tuanya tidak pernah akur atau selalu bertengkar dan berakhir dengan sebuah perceraian. 1 Penelitian ini mengangkat topic “ DAMPAK BROKEN HOME TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK ”, karena disamping dampaknya yang membuat seorang anak merasa tertekan, juga bisa menghancurkan masa depan anak tersebut dan juga dapat menyebabkan rusaknya moral anak karena akibat dari perseteruan oleh kedua orang tuanya yang berakhir dengan perceraian 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah “ Dampak Broken Home Terhadap Psikologis Anak? ”. 2. Apa saja factor-faktor penyebab Broken Home?. 3. Bagaimanakah cara mengatasi “Dampak Broken Home Terhadap Psikologis Anak? ”. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas, maka kami memberikan batasan masalah, yaitu hanya mengenai : 1. Dampak Broken Home Terhadap Psikologis Anak. 2. Faktor-faktor penyebab Broken Home. 3. Cara mengatasi Broken Home. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Dampak Broken Home Terhadap Psikologis Anak. 2. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab Broken Home. 3. Untuk mengetahui cara mengatasi Broken Home Terhadap Psikologis Anak. 2 1.5 Metode Penulisan Cara atau metode yang kami gunakan adalah : 1. Metode study kepustakaan ( litur bitur ) Penulis membaca bukti-bukti atau buku yang berhubungan dengan obyek. 2. Metode Observasi Teknik pengumpulan data dengan cara meneliti, melihat dan mengerti langsung agar mendapat hasil yang akurat dan pasti. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Broken Home Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan mau berprestasi. broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu : 1. keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai, 2. orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah, atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi. 4 Istilah “broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orang tua tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah.Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat. 2.2 Dampak Broken Home : 1. seorang tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri 2. Broken Heart : si pemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. 3. Broken Relation : si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”. 4. Broken Values : si pemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan. 5 5. academic problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat berprestasi. 6. behavioural problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu. 7. spritual problem, mereka kehilangan father’s figure sehingga Tuhan, atau orang orang hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan. 8. Anak merasa terjepit, anak mengalami kesulitan untuk berkata saya memilih mama atau saya memilih papa. Dia merasa terjepit di tengah, siapa yang harus dibela, siapa itu yang dia harus ikuti nantinya kalau misalnya terjadi perceraian. 9. Anak mempunyai rasa bersalah. Karena anak merasa bahwa dirinya yang menjadi penyebab perceraian. Anak mempunyai kemarahan,kefrustasian dan dia mau melampiaskannya. Dan pelampiasannya adalah dengan melakukan hal-hal yang berlawanan dengan peraturan, memberontak dan sebagainya. 10. Anak kehilangan figur otoritas, figur ayah. Waktu figur otoritas itu menghilang anak sering kali tidak terlalu takut pada mama. 11. Anak kehilangan jati dirinya akibat dari kedua orang tua anak yang cerai memberikan suatu perasaan dia orang yang berbeda dari anak-anak lain. 6 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Broken Home: 1. Ketidak dewasaan sikap orang tua ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan egosentrime. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara. Pada orang yang seperti ini orang lain tidaklah penting. Dia mementingkan dirinya sendiri dan bagaimana menarik perhatian pihak lain agar mengikutinya minimal memperhatikannya. Akibatnya orang lain sering tersinggung dan tidak mau mengikutinya. Misalnya ayah dan ibu bertengkar karena ayah tidak mau membantu mengurus anaknya yang kecil yang sedang menangis alasannya ayah akan pergi main badminton. Padahal ibu sedang sibuk di dapur. Ibu menjadi marah kepada ayah dan ayah pun membalas kemarahan tersebut, terjadilah pertengkaran hebat di depan anak-anaknya, suatu contoh yang buruk yang diberikan oleh keduanya. 2. Egoisme orang tua akan berdampak kepada anaknya, yaitu timbulnya sifat membandel, sulit disuruh dan suka bertengkar dengan saudaranya. Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa marah terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua memberi contoh yang baik seperti suka bekerja sama, saling membantu, bersahabat dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dari egoisme atau egosentrisme. 7 3. Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab tidak bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Mengapa demikian ? Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu keberhasilan, suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain adalah jabatan tinggi. 4. Kesibukan orang tua dalam urusan ekonomi ini sering membuat mereka melupakan tanggungjawabnya sebagai orang tua. Dalam masalah ini, anak-anaklah yang mendapat dampak negatifnya. Yaitu anak-anak sering tidak diperhatikan baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat. Contohnya anak menjadi pemakai 5. narkoba, kemudian akhirnya ditangkap polisi dan orang tua baru sadar bahwa melepas tanggung jawab terhadap anak adalah sangat berbahaya. 6. Jauh dari Tuhan segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari Tuhan. Sebab Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya. Mereka bisa menjadi orang yang berbuat buruk, yang dapat melawan orang tua bahkan pernah terjadi seorang anak yang sudah dewasa membunuh ayahnya karena ayahnya tidak mau menyerahkan surat-surat rumah dan sawah. Tujuannya agar dia dapat menguasai harta tersebut. 8 7. Adanya masalah ekonomi dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Akan tetapi yang namanya manusia sering bernafsu ingin memiliki televisi, radio dan sebagainya sebagaimana layaknya sebuah keluarga yang normal. Karena suami tidak sanggup memenuhi tuntutan isteri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami istri yang sering menjurus ke arah perceraian.Berbeda dengan keluarga miskin maka keluarga kaya mengembangkan gaya hidup internasional yang serba mewah. Mobil, rumah mewah, serta segala macam barang yang baru mengikuti model dunia. Namun tidak semua suami suka hidup sangat glamour atau sebaliknya. Di sinilah awal pertentangan suami istri yaitu soal gaya hidup. Jika istri yang mengikuti gaya hidup dunia sedangkan suami ingin biasa saja, maka pertengkaran dan krisis akan terjadi. Mungkin suami berselingkuh sebagai balas dendam terhadap istrinya yang sulit diatur. Hal ini jika ketahuan akan bertambah parah krisis keluarga kaya ini dan dapat berujung pada perceraian, dan yang menderita adalah anak-anak mereka. 8. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi. 9 9. Adanya masalah pendidikan masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya broken home. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan di keluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin menimbulkan perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan mungkin sekali kelemahan dibidang pendidikan akan di atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masing-masing sehingga pertengkaran dapat dihindari. 2.4 Cara mengatasi Broken Home : 1. Berpikir positif. Peristiwa yang kita alami kita lihat dari sisi positifnya. Karena di balik semua masalah pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Jadikan itu semua sebagai proses pembelajaran bagi kita sebagai remaja menuju tahap kedewasaan. Jauhkan segala pikiran buruk yang bisa menjerumuskan kita ke jurang kehancuran. 2. Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi. Yang jelas, kita enggak boleh terjebak dengan situasi dan menghakimi orangtua atau diri sendiri atas apa yang terjadi serta marah dengan keadaan ini. Alangkah baiknya apabila kita bisa memulai untuk menerima itu semua dan mencoba menjadi lebih baik. Keterpurukan bukanlah jalan keluar. 10 3. Mencoba hal-hal baru Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan dapat membentuk karakter positif di dalam diri kita. Contohnya, mencoba hobi baru, seperti olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa lebih fresh (segar) dan melupakan hal-hal yang buruk. 4. Cari tempat untuk berbagi. Kita enggak sendirian lho, karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain. Mencari tempat yang tepat untuk berbagi adalah solusi yang cukup baik buat kita, contohnya teman, sahabat, pacar, atau mungkin juga saudara. Ya… usahakan tempat kita berbagi itu adalah orang yang dapat dipercaya dan kita bisa enjoy berkeluh kesah dengan dia. 5. Beberapa hal di atas dapat dijadikan acuan buat kita.karena sebenarnya semua permasalahan itu ada solusinya. 6. Enggak perlu panic Kita enggak bisa mengelak apabila itu terjadi pada keluarga kita walaupun kita tidak menginginkannya. Enggak perlu panik ataupun sampai depresi menghadapinya. Walaupun berat, kita juga musti bisa menerimanya dengan bijak. Karena siapa sih yang mau hidup di tengah keluarga yang broken home? Pasti semua anak enggak akan mau mengalaminya. 11 7. Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan kita masih panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlahsituasi ini sebagai sarana dan media pembelajaran guna menuju kedewasaan. Ingat, kita tidak sendiri dan bukanlah orang yang gagal. Kita masih bisa berbuat banyak serta melakukan hal positif. Menjadi manusia yang lebih baik belum tentu kita dapatkan apabila ini semua tidak terjadi. Mungkin saja ini merupakan sebuah jalan baru menuju pematangan sikap dan pola berpikir kita. 12 Bab III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Istilah “broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orang tua tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah.Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat. Faktor-faktor yang menyebabkan broken home : 1. Terjadinya perceraian 2. Ketidak dewasaan sikap orang tua 3.Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab 4.Jauh dari Tuhan 5.Adanya masalah ekonomi 6.Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak 7. Adanya masalah pendidikan 3.2 Saran 1. Orang tua tidak terlalu sibuk untuk mencari nafkah. 2. Selalu memperhatikan anak-anaknya. 3. Memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. 4. Tidak mengikuti budaya bangsa lain. 5. Menjaga keharmonisan keluarga. 6. Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. 13 DAFTAR PUSTAKA Http//:www.google.com/search?pengertianbrokenhome.php. Novel “ Kisah Cinta Paling Memilukan di Dunia ”. Novel “ Long Distance Hearts ”. Riwayat Hidup seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar