Rabu, 14 Agustus 2013

ADA APA DENGAN SAHABATKU?

ADA APA DENGAN SAHABATKU? Di sekolah Bel pulangpun berbunyi, aku segera turun dari kelasku yang terletak di atas menuju kelas Laura yang letaknya di bawah. Saat aku menunggu Laura kulihat ada seorang cowok yang menghampiriku, seprtinya dia mengenaliku, Diapun segera duduk disampingku dan mengulurkan tangannya “hai…kenalin aku Eky, kamu Virda kan?”, akupun membalas uluran tangannya “iya, Aku Virda, Kamu kok kenal sama aku?”, “nama kamu kan terkenal, senang kenalan sama kamu”. Sejak saat itulah aku kenal dan mulai menjalin persahabatan di antara aku dan Eky, kami saling terbuka, tidak ada suatu hal yang kami tutupi antara kami termasuk penyakit kami. Kami menderita penyakit yang sama yaitu leukhimia, bedanya aku sudah stadium 3 akhir dan Eky masih stadium 2. Sejak kami tahu kalau penyakit kami sama, kamipun sering sharing. Suatu ketika menjelang upacara, Penyakitku kambuh dan aku jatuh pingsan, Saat itu Eky tidak tahu kalau aku sakit dan aku juga tidak memberi tahu dia. Sudah 2 minggu aku tidak masuk sekolah, Kata Laura Eky sering menanyakanku dan lambat laun Eky tahu kalau aku sakit. Suatu hari Laura menelfonku, Dia bilang kalau hari ini dia akan membesukku, Aku mengira hanya Laura yang datang, Tapi aku salah, Dibelakang Laura ternyata ada Eky, Aku sangat terkejut melihat kedatangan Eky. Disaat aku terbaring lemah tak berdaya sahabat-sahabat ku datang, Aku terharu melihat kedatangannya. Kulihat raut wajah sedih di wajah Eky, Akupun menyambut kedatangan mereka, Memang saat itu kondisiku belum stabil, Tapi aku ingat dengan omongan Eky agar tidak memperlihatkan rasa sakitku pada teman-temanku, itulah sepenggal kata yang sangat memotivasiku. “hai Vir, Bagaimana keadaanmu?”, Tanya Eky yang membuyarkan lamunanku, “ aku udah baikan ki….kamu kenapa? Kok sedih?”, tanyaku heran melihat kesedihan di mata Eky, “aku nggak apa-apa kok Vir, Aku Cuma mikir, apa aku juga akan mengalami hal yang sama seperti kamu?”, “maksudnya?” tanyaku yang pura-pura nggak tahu maksud Eky, padahal aku tahu apa yang difikirkan Eky, Dia takut kalau dia akan menjadi sepertiku yaitu gerak motorik yang tidak stabil, “Vir, kamu kenapa? Kok melamun terus sih?”, Tanya Eky, “oh, Maaf kalau tadi aku melamun”, jawabku, “yaudah kalau gitu, Kami pamit pulang dulu ya! Semoga cepat sembuh!”, ucap Laura, “iya Vir, kamu cepat sembuh ya, biar kita bias kumpul-kumpul lagi!”, ucap Eky yang nggak mau kalah dari Laura, “iya makasih ya!” balasku dengan tersenyum. Saat itu aku melihat 2 orang yang aku sayang pergi. Setelah hampir 3 minggu aku dirawat, akhirnya aku diperbolehkan untuk pulang. Saat itu aku senang sekali karena Laura bisa mengantarkanku pulang, Tapi di lain sisi aku merasa sedih karena Eky tidak datang. Mungkin dia marah sama aku karena suatu hal, Aku mengerti kalau Eky perhatian sama aku. Mungkin sejak kejadian itu Eky marah dan tidak memberiku kabar selama 1 bulan, aku sudah mengirim pesan dan menelfonnya, tapi tidak ada balasan dari Eky, akupun segera mengambil secarik kertas dan kutulis sebuah pesan untuk Eky. “Dear Eky Kamu dimana? kenapa kamu tidak pernah menghubungiku? apakah kamu sibuk? Ky, kalau aku punya salah sama kamu aku minta maaf, dan aku mohon sama kamu jangan perlakukan aku seperti ini? Aku sedih ky? Kembalilah seperti dulu ky, aku menunggumu!” Itulah pesan singkatku yang ku titipkan pada Egy, dan hingga saat ini belum ada balasan mengenai suratku itu, aku berharap agar persahabatanku bersama Eky kembali seperti dulu lagi, aku ingin Eky yang perhatian, tapi dimana sahabatku itu? Apakah dia baik-baik saja?” Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dalam fikiranku, dan segera kuputuskan untuk istirahat agar fikiranku menjadi tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar