Rabu, 14 Agustus 2013

SAAT-SAAT BERSAMA CHARIZ


SAAT-SAAT BERSAMA
CHARIZ

Aku masih ingat betul saat kau terheran-heran menatap ku yang tidak menyambut uluran tanganmu. Kamu seperti ingin bertanya padaku. Tapi keburu ada teman kamu yang mengajak kamu pergi, balakangan aku tahu nama temen kamu itu Chafid sahabat akrab kamusejak kecil.
Sejak hari itu kamu selalu mengajakku bercerita dan berbicara apa saja, mulailah timbul rasa percaya diriku, seku senang bersahabat denganmu. Sampai saking akrabnya, sering aku mendengar selentingan bahwa kita bertempat mulai nge-gank dan menjaga jarak dengan teman lain, padahal kita nggak pernah bermaksud begitu ya riz !!
Waktu demi waktu berlalu dengan sangat menyenangkan persahabatan kita semakin erat. Sampai suatu ketika aku terkejut, sahabat aku sendiri matul mengatakan bahwa dia sudah jadian sama kamu, kamu dan mattul sudah melanggar “no time for love before graduation” yang kita buat diawal persahabatan. Mulailah saat iku kekompakan kita mengendor. Matul lebih suka berduaan dengan kamu dari pada bersama kita.
Tapi terserahlah, bukankah mereka sendiri yang menjalani, setelah kejadian itu, aku masih akrab dengan chafid.
Karena ada oplosan, kita bertempat terpaksa harus berpisah. Tetapi komunikasi kita tidak pernah terputus, sampai-sampai ada yang menggosipkan kita pacara. Hampir tak ada waktu terlewatkan tanpa kebersamaan denganmu.
Ku sedih ku dengar dari teman-teman kalau kamu sering merokok dan minum-minuman keras, hidupmu sudah tidak teratur. Sehingga kamu menderita kanker paru-paru. Kata lisa aku harus mengurangi keakraban kita riz, terus terang berat sekali aku sangat menyayangimu, kau segala bagiku. Kamu sahabat terbaikku. Tapi......... aku terpaksa menghindarimu, ku perjarang kontak denganm. Jujur riz...!! aku tersiksa.
Lambat laun kamu sadar juga dengan perubahan sikapku, kamu bertanya, kau fikir kamu telah berbuat salah kepadaku. Tidak riz, tidak !!! kamu tidak salah, bahkan kamu teramat baik buatku.
Betapa ku lihat luka di sorot matamu yang biasanya penuh dengan sinar keoptimisan, saat aku mengatakan bahwa ada jarak yang mesti direntangkan antara kau dan aku. Kalau sakit yang kau rasakan, ku juga sakit riz !!! tahukah kamu berapa malam ku lalu dengan berapa malam ku lalui dengan bersimbah air mata, menahan kegoncangan yang serasa menyempitkan rongga dadaku, sebelum akhirnya ku ambil keputusan itu ? berat hal itu bagimu dan terlebih bagiku. Maafkan aku ris !! aku tidak bermaksud menyakitimu, menorehkan luka di hatimu.
Chariz kau tetap sahabatku, tidak ada sedikitpun kebencian dihatiku. Sehubungan dengan keputusan itu riz ! semenjak kamu menderita penyakit itu, kamu selalu terlihat murung, pesimis. Tak pernah kamu bersikap seapatis itu. Sebelumnya kamu jadi sering muntah darah dan akhirnya kamu tidak bisa melanjutkan study kamu dan bahkan kamu mengurus.
Riz, ku sedih sekali, aku nggak tega dan nggak rela melihat seperti itu. Mengertilah Riz, akupun sempat menderita dengan keputusanku sendiri, tapi semua itu harus ku lakukan. Tidak ku sangaka, sebegitu dalam luka yang ada dalam hatimu maafkan atas semua kesalahanku, aku janji suatu saat nanti persahabatan kita akan kembali seperti semula. Aku janji...


Karya Emmawati Firdaus
(IX-A)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar