Rabu, 14 Agustus 2013

JANGAN TINGGALKAN AKU


JANGAN TINGGALKAN AKU...!!!!

            Pagi yang begitu dingin sangat ku rasakan saat aku berangkat menuju sekolah, saat itu bisa bulan ramadhan yang sangat indah. Sesampainya disekolah udara masih terasa begitu dingin, saat ini adalah saat dimana aku di tugaskan untuk mendampingi para peserta MOS. Hari pertama terasa begitu menakutkan bagi ara peserta MOS, karena pada hari ini dan mulai hari ini, mereka semua diajarkan arti dari kedisiplinan, mereka di beri bekal agar sampai di sekolah pada pukul 05.15. selebihnya dari waktu yang di tentukan, mereka akan terkene hukuman, memang semua ini teras begitu sadis, tapi inilah cara anak-anak OSIS MAN 2 GRESIK untuk membimbing mereka.
            Saat upacara pembukaan akan dimulai, terdengar suara dari depan lapangan, dan suara itu memang sudah tidak asing lagi bagi peserta MOS dan anak-anak OSIS, itu adalah suara dari Egy yang biasa di panggil kak Egy, dia menyuruh peserta MOS  agar berkumul membentuk barisan sesuai dengan kelompok masing-masing, saat itu tidak ada yang mencurigakan dari wajah Egy.
            Dua hari berlalu dengan rasa takut dan senang, ini adalah hari terakhir anak-anak OSIS membimbing peserta untuk melakukan masa orientasi siswa, dan hari ini adalah hari yang paling menggembirakan. Karena pada hari ini terdapat permainan-permainan yang sangat seru dan biasa kami menyebutnya dengan game out bound.
            Semua anak OSIS di beri kepercayaan untuk memimpin 1 game dan menjadi pendamping para peserta MOS yang sudah di bagi kelompoknya, saat itu aku memimpin 1 game yang sangat seru bagi peserta MOS, yaitu game pipa bocor, aku memimpinnya bersama lukman, syaifudin, wakhid, wiwik, dan Yazid. saat itu kami semua basah kuyup karena terkena cipratan air. Beberapa saat kemudian game telai usai dan para peserta MOS dianjurkan untuk ganti pakaian, usai ganti pakaian mereka digiring menuju ke masjid untuk melakukan sholat dhuhur berjama’ah dan dilanjutkan dengan kegiatan agama lainnya.
            Saat di masjid, aku melihat keanehan di wajah Egy, dia terlihat begitu sedih. Begitu pula dengan Kevin, dia terus menangis ketika menatap wajah Egy. Aku yang penasaran dengan kondisi ini, segera ku tanyakan pada Kevin “ vin, apa yang terjadi?kenapa kamu menangis?”, “ aku nggak papa vir”, jawab Kevin sambil mengusap air matanya, seolah-olah ada yang dia sembunyikan dariku. Aku pun segera menuju ke UKS karena kepalaku yang mulai mendadak pusing.
            Di dalam UKS, aku melihat Erin yang juga sedih dan matanya yang sembab, aku pun langsung menebak kepada Erin “rin, mata kamu sembab, pasti tadi malam kamu kurang tidur ya?”, tanyaku “iya mbak. Tadi malam aku kurang tidur soalnya tadi malam itu kak Egy pamit sama kita-kita kalau dia mau pindah, hari ini juga”, terang Erin, Yazid yang mendengar ucapan Erin langsung menyangkalnya “maksud Erin tu setelah kelas tiga kak Egy itu nggak di Gresik lagi, gitu kan Rin!”, jawab Yazid. “kalian nggak bohongkan?” tanyaku heran “nggak kok”, setelah mendengar penjelasan dari Erin dan Yazid aku memutuskn untuk istirahat, tapi sebelum aku isirahat ternyata ada panggilan OSIS segera kumpul, an saat itu juga aku mendengar dari Anggi kalau Egy akan pindah. Betapa terkejutnya hatiku saat ku dengar bahwa sahabatku akan pergi, segera ku putuskan ntuk meninggalkan rapat itu dan menuju ke dalam kelas Smart.
            Perasaan campur aduk,resah, khawatir, takut kini menjadi satu. Aku nggak bisa lagi memendung air mataku, saat itu semua mata tertuju padaku, aku sangat marah sama teman-teman OSIS karena dari sekian banyak anggota, Cuma aku yang nggak di kasih tau, saat itu juga aku lampiaskan kemarahanku kepada Lukman “ kamu tega ya sama aku, seharian kita out bound bareng, tapi kamu nggak ngasi tau aku tentang ini, kalian anggap apa aku ini? Apa aku kalian anggap seorang patung yang hanya cukup mendengar saja tanpa mengerti maksud ari semua ini? Jawab!”, semua tak bisa menjawab, mereka hanya diam membisu, sedangkan air mataku semakin terkuras. “ Kalau kamu mau marah, oke nggak papa, tapi jangan disini, apa kamu nggak malu sama adik-adik kamu? Kita ke UKS saja”, saat itu aku berjalan sambil di tatih oleh Lukman.
            Di dalam UKS, semuanya membisu, nggak ada satu orang pun yang berani untuk bicara, sesaat kemudian Anggi angkat bicara “ maafkan kami Vir, bukan maksud kami menyembunyikan semua ini dari kamu, kami hanya tidak ingin jantung kamu kambuh setelah kamu mendengar berita ini”, sementara itu aku hanya diam membisu, beberapa saat kemudian Egy datang dan menjelaskan semuanya kepadaku, air mata ini kembali mengalir, Egy un tak bisa menahan air matany alagi.
            Sudah 3 jam lebih aku tak mengikuti kegiatan apapun, aku mencoba untuk tetap tegar di depan para peserta MOS, saat mereka meminta tanda tangan kepada kakak-kakak OSIS sebagai tanda kasih sayang mereka, aku hanya terdiam, sesekali ada yang bertanya “ kakak kenapa?”, aku hanya melempar senyuman pada mereka seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
            Usai kegiatan cinta osis, semua peserta MOS dan anggota OSIS kembali ke kelas masing-masing untuk buka bersama, saat itu aku nggak ada nafsu untuk berbuka, sesekali aku mengusap air maaku yang berjatuhan. Beberapa saat kemudian Egy datang ke kelasku dengan Yazid sambil membawakanku makanan dan minuman untuk berbuka “ vir, kamu makan dulu ya! Biar kamu nggak sakit, setidaknya kamu minum dulu, truz obatnya jangan lupa diminum, ini aku awakan es dan makanan”. Bujuk Egy, “ meeskipun kamu membujuk aku seperti ini, aku nggak akan makan gy! Untuk apa aku makan? Untuk apa akku minum obat? Kalau semua itu tidak bisa mengubah kenyataan?”, jawabku. “ayolah vir, makanlah...sedikit saja...plizzz....!!!” , saat aku melihat wajah Egy yang melaz, aku menjadi nggak tega melihatnya, akhirnya aku makan bersama Egy dan para esrta MOS di kelas.
            Setelah acara buka puasa selesai akhirnya para peserta MOS sholat dan di perbolrhkan untuk plang. Saat salaman dengan peserta MOS aku hanya bisa menundukkan kepalaku, aku nggak mau mereka tau tentang kesedihan yang menimpaku, lagi-lagi Egy menguatkanku, dan acara sayonarapun selesai, agar tidak terlalu malam di sekolah, pelepasan Egy pun dimulai. Aku duduk tepat di depan Egy, saat Egy mengucapkan kata perpisahannya, air mata ini mengalir dengan sendirinya. Dan saat salaman dengan Egy, aku tdak bisa berkata apa-apa, aku terdiam membisu seakan-akan ada yang menghalangiku untuk berbicara. Saat emuanya tela selesai aku menunggu Egy berangkat, dan saat itulah aku bisa berkata walaupun sedikit “Egy, jangan sedih...tetap semangat!”, hanya 2 kalimat itu yang bisa kusampaikan, selanjutnya Egy pergi dengan meninggalkan kenangan-kenangan yang indah dan tidak akan bisa terlupakan.
“ SELAMAT JALAN KAWAN...TETAPLAH JADI YANG TERBAIK DAN JANGAN KAU LUPAKAN TEMAN-TEMANMU YANG DULU, SEMOGA KAU BAHAGIA DENGAN KELUARGAMU YANG BARU DAN TEMANMU YANG BARU......KAMI MENYAYANGIMU”
            Itulah kata-kata terakhir yang dapat aku samaikan dengan mewakili perasaan teman-temanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar