Rabu, 14 Agustus 2013

KEPERGIANKU UNTUK KEBAHAGIAANMU


KEPERGIANKU UNTUK KEBAHAGIAANMU
Pagi yang mendung dengan titik-titik air hujan menemani keberangkatanku menuju sekolah. Suasana masih sepi, mungkin hanya ada satu atau dua orang yang sampai disekolah, termasuk aku. Lagu dari kangen band “pujaan hati” menemani langkahku menuju ruang kelas, lagu itu mengingatkanku dengan Dika. Sejak pertama kali aku masuk ke sekolah ini, aku sudah menaruh hati padanya, tapi lambat laun dia tau kalau aku mencintainya dan sepertinya dia marah dan membenciku, dan sejak saat itu juga dia mulai menjauhiku.
Pulang sekolah aku melihat Dika di lapangan basket, tapi saat dia tau kalau aku melihatnya, sepertinya dia ingin beranjak pergi, tapi tidak lama kemudian aku mencegahnya “Dika...tunggu!” suaraku menghentikan langkah kakinya yang ingin beranjak pergi dari lapangan basket “kenapa kamu menjauhiku?” tanyaku, tapi Dika hanya diam membisu seperti patung “Dika, kamu mendengarku kan?” tanyaku, suasana menjadi hening seketika,dan akhirnya dia mau berbicara “ iya aku dengar, dan aku ingin kamu berhenti mencintaiku”, jawab Dika. Saat itu ingin sekali aku menjerit sekeras-kerasnya, “kenapa? Bukankah mencintai seseorang adalah hak semua orang?” tanyaku pada Dika, “terserah kamu” jawabnya cuek sambil meninggalkanku, saat itu air mataku berjatuhan menganak sungai.
Salahkah aku bila aku mencintaimu? akupun bergegas pergi meninggalkan tempat itu, sejak saat itu Dika mulai menghindariku. Keesokan harinya pada saat jam pelajaran berlangsung, aku melihat Dika yang sedang asyik bercanda dengan Reva. Saat itu hati ini terasa sangat sakit, apalagi ketika aku mendengar cerita dari teman-temanku kalau Dika dan Reva sudah jadian, rasanya jantungku remuk bagaikan serpihan kaca yang retak, tuhan....betapa sakitnya hati ini.
Sesampainya dirumah, aku nggak tau kenapa kepala ini tiba-tiba menjadi pusing dan mimisan, akhirnya kak Rey memutuskan untuk membawaku ku Rumah Sakit, setelah menjalani berbagai macam pemeriksaan, kenyataan pahit telah menimpaku, dokter mengatakan bahwa aku mengidap kanker darah atau leukhimia. Saat itu aku merasa bahwa dunia telah kiamat. Selama satu bulan aku tidak sekolah karena keadaanku yang semakin memburuk.
 Saat itu teman-teman organisasiku datang membesukku, mereka tampak prihatin atas kondisilku, aku tidak bisa apa-apa, beberapa saat kemudian datanglah teman-teman sekelasku, disana aku melihat Dika, aku senang karena Dika mau membesukku dan aku juga melihat ketiga sahabatku, mereka adalah Erli, Intan dan Rendy, ku melihat air mata yang tergenang di mata mereka, Erli dan Intan segera berlari kearahku dan langsung memelukku sambil menangis sejadi-jadinya, isak tangis pun mulai terdengar dari teman-temanku yang lainnya “kalian jangan nangis begini,aku nggak pantas untuk kalian tangisi dan asal kalian tau, Allah memberiku penyakit itu tandanya kalau Allah sayang sama aku, sekarang hapus air mata kalian” ucapku lirih sambil terbata-bata.
Beberapa saat kemudian Dokter datang untuk memeriksa keadaanku, semua orang yang ada di ruangan harus keluar dan di dalam ruangan hanya ada aku dan Dokter. Usai memeriksaku, aku melihat sorot mata Dokter yang sepertinya pasrah, “Dok, kenapa?” tanyaku “sepertinya kamu hanya tinggal menghitung hari, kamu hanya mampu bertahan selama 2 minggu” ucap Dokter. Setelah mendengar kata-kata Dokter tadi, kedua orang tuaku dan juga kakakku memutuskan untuk mengoperasiku “Dok, kalau begitu lakukan operasi sekarang agar anak kami bisa bertahan lebih lama lagi” ucap ayah pada Dokter “baiklah” jawab Dokter. “tunggu!ayah Virda nggak mau di operasi, Virda harap ayah bisa menuruti permintaan terakhir Virda, Virda tau, meskipun Virda harus operasi, Virda pasti akan meninggal, Virda mohon!!” pintaku pada ayah, dan syukurlah ayah mau mengabulkan permintaanku.
10 hari sudah aku di Rumah Sakit, dan itu artinya umurku sudah tidak lama lagi. Beberapa saat kemudian aku merasakan sakit yang luar biasa, saat itu aku mendengar suara ketiga sahabatku dan teman-teman yang lain, tiba-tiba saja suara dan rasa sakitku hilang, pandanganku  menjadi gelap, mungkin saat itu juga aku telah tiada, mungkin dengan kepergianku ini orang-orang yang ku sayang bisa menjadi bahagia termasuk Dika. Selamat tinggal teman-teman, maafkan semua kesalahanku dan semoga kalian bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar