Rabu, 14 Agustus 2013

PUTUS SAHABAT DEMI PACAR


                                                PUTUS SAHABAT DEMI PACAR
Namaku Virda, aku sedih sekali saat persahabatanku dengan Andre harus berakhir pada tanggal 06 Desember 2009. Saat itu sempat aku menanyakan alasan kenapa dia mengakhiri persahabatan ini, saat itu aku tanya “Ndre, kenapa selama ini kamu nggak pernah menghubungi aku? Apa kamu sudah lupa sama aku?” “maaf Vir, selama ini pacarku melarangku untuk sahabatan sama kamu, jadi maaf banget” jawab Andre, hatiku bertanya-tanya “siapa pacar Andre? Kenapa dia melarang Andre menghubungiku?”. Sore hari Andre menelfonku, dia bilang “Vir jangan bilang siapa-siapa ya kalau kita pernah sahabatan! Aku mohon!”, akupun balik tanya “kenapa? kamu malu punya sahabat seperti aku?”, Andre terdiam “oh ya Vir, jangan kaget ya kalau kapan-kapan aku keluar dari grupn persahabatan kita”, ucap Andre, aku jadi heran kenapa tingkah laku Andre semakin hari semakin aneh, aku tak kuasa membendung air mata ini, akupun segera mematikan telfon itu.
Mungkin air mataku tidak ada artinya buat kamu, dan lagi pula tangisku tidak akan bisa membuatmu kembali. Saat itu hati kecilku bertanya”apakah ini adalah sebuah pertanda kalau persahabatanku dengan Andre akan hancur?”. Beberapa hari kemudian Andre sempat bilang sama aku alasan kenapa pacarnya melarangnya sahabatan sama aku,itu semua karena pacarnya takut kalau Andre akan meninggalkannya, Andrepun meminta maaf “maafin aku Vir, aku harus mengorkankan persahabatan kita” “udahlah nggak papa kok, aku ngerti posisi kiamu”, jawabku
Sejak saat itu Andre tidak pernah menghubungiku lagi dan aku mulai merasa kesepian, setiap hari aku hanya bisa menangis, kini aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kenapa harus sahabat-sahabatku? Setiap kali aku mencoba menelfonnya, selalu saja ia tolak, bahkan ia memutuskan untuk mengganti nomer Hpnya. Pada tanggal 13 Desember 2009, aku mencoba menelfon sahabatku yang ada di karang anyar, namanya Temi, tapi yang mengangkat tekfon bukanlah Temi, melainkan ayah Temi, beliau bilang ke aku kalau Temi sangat membenciku, itu semua karena aku tidak bisa menghargai perasaan Temi, “bagaimana bisa aku menghargai perasaan kamu, kalau kamu nggak mau bilang kalau sebenarnya kamu mencintai aku? Dan maaf kalau selama ini aku sudah menyakitimu dan menyia-nyiakan perasaan kamu”, ucapku dalam hati.
Beberapa hari kemudian aku berfikir mungkin gara-gara aku Temi pergi dan nggak pamit sama aku, aku merasa kalau Temi benar-benar membenciku dan dia telah mengakhiri persahabatannya secara sepihak. Kini harapanku hanya tinggal satu, yaitu Yudha, semoga Yudha tidak akan meninggalkanku, mungkin Andre dan Temi sudah mengetahui riwayat penyakitku, mungkin juga mereka nggak mau bergaul sama aku hanya karena penyakitku ini, “kalau memang semakin hari penyakitku semakin parah, ku serahkan semua ini kepadamu ya Allah..setiap hari aku sudah berdoa agar persahabatan kita dapat bersatu seperti semula, tapi apa yang terjadi? Persahabatan kita malah hancur berantakan, Yudha makasih, selama ini kamu selalu memberiku semangat, dan makasih juga karena kamu mau menjadi sahabat ku dan tidak meninggalkanku, untuk semua sahabatku persahabatan kita yang indah itu tidak akan pernah bisa ku lupakan untuk selamanya, meskipun kita sudah tidak ada ikatan persahabatan lagi”.
This says for my best friends
6 bulan sudah kalian meninggalkanku, berhari-hari aku berharap dan menanti bahwa kalian semua akan kembali lagi. 7 bulan sudah kalian jauh dari sisiku, berminggu-minggu ku menunggu kalian, tapi tak ada kabar sama sekali. Satu tahu sudah kalian menghilang dari sadarku,. Sahabatku, kalian dimana, aku kangen sama kalian semua. Satu tahun sudah aku menanti kalian kembali, dan aku akan terus setia menunggu kalian, sampai kapanpun, sampai kalian kembali dan sampai tali persahabatan kita kembali seperti dulu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar